Senin 17 Nov 2014 19:04 WIB

Akan Turunkan Harga Minyak, Malaysia Perlu Rencana Cadangan

Rep: Gita amanda/ Red: Esthi Maharani
Bendera Malaysia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Bendera Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Anggota parlemen Partai Aksi Demokratis (DAP) Liew Chin Tong, pada Senin (17/11), menyerukan pada Perdana Menteri Datuk Seri Najab Razak untuk membuat revisi APBN atau rencana cadangan terkait pertimbangan penurunan harga minyak mentah. Hal ini menurutnya akan berimbas pada pendapatan pemerintah.

The Malaysian Insider melaporkan, Liew mengatakan Najib setidaknya harus menyiapkan tiga skenario rencana jika harga minyak mentah dunia jatuh. Mulai dari jatuh pada harga 80 dolar Amerika Serikat, 70 dolar hingga 60 dolar AS per barel.

"Pemerintah telah memperkirakan pendapatan 2014 dengan harga minyak mentah sebesar 110 dolar AS per barel dan 105 dolar AS untuk 2015," katanya dalam sebuah pernyataan.

Harga minyak mentah dunia saat ini mencapai harga 79,41 dolar AS per barel.

Liew mengatakan, secara luas diperkirakan pendapatan minyak bumi menyumbang 30 persen pendapatan total pemerintah Malaysia. Termasuk pajak penghasilan minyak yang menyumbang hingga 21 persen dari pendapatan pajak federal langsung.

Mengutip laporan The Edge Weekly, Liew mengatakan bahwa setiap penurunan 1 dolar AS minyak mentah akan membuat pemerintah kehilangan pendapatan sekitar 650 juta Ringgit Malaysia. Dengan kata lain menurutnya, penurunan harga minyak mentas sebesar 25 dolar AS dari 105 dolar yang diperkirakan pada 2015 akan memotong pendapatan hingga 16,25 miliar Ringgit Malaysia.

Sementara penurunan hingga 70 dolar AS berarti membawa kerugian hingga 22,75 miliar Ringgit Malaysia, dan di angka 60 dolar AS per barel Malaysia akan rugi hingga 29,25 miliar Ringgit Malaysia.

"Siapa pun yang mengikuti berita keuangan internasional akan setuju, bahwa skenario diperlukan perlu untuk menghadapi hal tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement