Selasa 18 Nov 2014 05:44 WIB

Wanita Yazidi yang Lolos dari ISIS: Kami Diperkosa Berulang Kali

Rep: C81/ Red: Erdy Nasrul
  Warga keturunan Kurdi dan golongan Yazidi berunjuk rasa menolak ISIS di Frankfurt, Jerman, Sabtu (9/8).
Foto: EPA/Boris Roessler
Warga keturunan Kurdi dan golongan Yazidi berunjuk rasa menolak ISIS di Frankfurt, Jerman, Sabtu (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, IRAK – Seorang gadis Yazidi berusia 15 tahun, yang sempat menjadi korban penculikan ISIS, mengatakan pengakuan tentang perlakuan yang diterimanya oleh kelompok tersebut. Menurut pengakuannya, para wanita yang diculik ISIS diperlakukan layaknya budak.

Gadis yang diculik pada awal Agustus tersebut, menceritakan bahwa banyak gadis dan perempuan muda dengan umur sekitar 15 hingga 19 tahun,  diculik oleh ISIS diperdagangkan untuk dijadikan budak seks. Mereka diperintahkan untuk masuk Islam, serta menjadi sasaran kawin paksa dan berulang kali diperkosa.

Sementara, banyak dari para korban masih tinggal di daerah Irak utara atau barat di bawah kendali ISIS. Bahkan, Gadis Yazidi tersebut mengatakan, bahwa masih banyak orang lain telah dikirim ke Suriah atau negara-negara lain, untuk diperjualbelikan.

Gadis Yazidi tersebut bahkan sampai saat ini masih menglami trauma berat. Dirinya masih sering menangis dan ketakutan, menolak untuk melepaskan cengkeramannya di tangan kakaknya saat diwawancarai oleh The New Yoks Time.

Meski demikian, ada lima gadis dan wanita yang baru saja melarikan diri setuju untuk mengungkapkan tentang perbudakan tersebut pada akhir Oktober lalu. Empat dari mereka berada di Khanke, sebuah kota yang didominasi Yazidi di Irak utara. Dan satu orang berada di kota terdekat dari Dohuk.

Kelima korban tersebut setuju untuk berbicara secara terbuka dengan syarat nama mereka tidak diungkapkan ke publik. Karena mereka takut ISIS akan mengincar keluarga mereka. "Saya ingin nama saya disamarkan. Karena ketika Negara Islam membacanya, itu akan menjadi seperti balas dendam bagi saya," kata mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement