Selasa 18 Nov 2014 08:19 WIB

Ini Pengakuan Seorang Gadis Pasca Lolos Dari ISIS

Rep: c81/ Red: Esthi Maharani
Prajurit ISIS mengibarkan panji kebesarannya.
Foto: Reuters
Prajurit ISIS mengibarkan panji kebesarannya.

REPUBLIKA.CO.ID, IRAK – Seorang Gadis Yazidi berusia 15 tahun, yang sempat menjadi korban penculikan ISIS memberikan pengakuan tentang perlakuan yang diterimanya. Ia mengatakan para wanita yang diculik ISIS diperlakukan layaknya budak.

Gadis yang diculik pada awal Agustus tersebut, menceritakan banyak gadis dan perempuan muda dengan umur sekitar 15 hingga 19 tahun,  diculik oleh ISIS diperdagangkan untuk dijadikan budak seks. Mereka diperintahkan untuk masuk Islam, serta menjadi sasaran kawin paksa dan berulang kali diperkosa.

Sementara, banyak dari para korban masih tinggal di daerah Irak utara atau barat di bawah kendali ISIS. Bahkan, Gadis Yazidi tersebut mengatakan masih banyak orang lain telah dikirim ke Suriah atau negara-negara lain untuk diperjualbelikan.

Gadis Yazidi tersebut bahkan sampai saat ini masih menglami trauma berat. Ia masih sering menangis dan ketakutan, menolak untuk melepaskan cengkeramannya di tangan kakaknya saat diwawancarai oleh The New Yoks Time.

Meski demikian, ada lima gadis dan wanita yang baru saja melarikan diri setuju untuk mengungkapkan tentang perbudakan tersebut pada akhir Oktober lalu. Empat dari mereka berada di Khanke, sebuah kota yang didominasi Yazidi di Irak utara. Dan satu orang berada di kota terdekat dari Dohuk.

Kelima korban tersebut setuju untuk berbicara secara terbuka dengan syarat nama mereka tidak diungkapkan ke publik. Karena mereka takut ISIS akan mengincar keluarga mereka.

"Saya ingin nama saya disamarkan. Karena ketika Negara Islam membacanya, itu akan menjadi seperti balas dendam bagi saya," kata mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement