REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Luar Negeri John Kerry berharap, perundingan nuklir negaranya dan kelompok lima kekuatan dunia dengan Iran bisa mencapai kesepakatan.
Perunding dari Iran dan kelompok yang disebut P5+1 mencakup Amerika, Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan Jerman. "Namun saya tidak akan membuat prediksi," katanya dilansir dari VOA, Rabu (19/11).
Enam Negara tersebut memiliki waktu kurang dari seminggu untuk mencapai kesepakatan sebelum batas waktu 24 November berakhir. Media Iran yang mengutip Menteri Luar Negeri Javad Zarif hari Selasa mengatakan bahwa kesepakatan masih memungkinkan dan memperingatkan pihak internasional agar tidak menuntut terlalu banyak dari Iran.
Pertemuan untuk membahas program nuklir Iran di Oman itu menyusul dua hari pembicaraan antara Menlu Iran Javad Zarif, Menlu AS John Kerry dan utusan Uni Eropa Catherine Ashton, yang berakhir tanpa terobosan besar.
Amerika, Inggris, China, Perancis, Rusia dan Jerman ingin Iran memberi jaminan bahwa Teheran tidak menggunakan fasilitas nuklirnya untuk mengembangkan senjata, sementara Iran menginginkan pencabutan penuh serangkaian sanksi ekonomi.
Dalam berita lain, Rusia dan Iran sepakat atas pembangunan dua lagi reaktor nuklir di instalasi tenaga atom Iran di Bushehr, yang didirikan Rusia. Kontrak yang ditandatangani para pejabat kedua negara di Moskow itu juga mencakup kemungkinan pembangunan beberapa reaktor nuklir lain di Iran. Kesepakatan itu mengharuskan adanya sertifikasi dan pengawasan dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).