Rabu 19 Nov 2014 13:34 WIB

Australia Perketat Akses Pencari Suaka, Indonesia Kena Imbas

Australia
Foto: isrishtimes.com
Australia

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah konservatif Australia Rabu menegaskan keputusan untuk menghentikan pencari suaka dari Timur Tengah yang melintasi Indonesia untuk menetap di Australia, dan berpotensi menyisakan masalah ribuan pengungsi terdampar di Indonesia.

Pemerintah Australia mengumumkan pada Selasa (18/11) bahwa pencari suaka yang terdaftar di Komisi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Indonesia setelah 1 Juli tidak lagi memenuhi syarat untuk bermukim di Australia.

Australia akan terus menampung beberapa pengungsi yang terdaftar sebelum tanggal tersebut, tetapi telah memotong jumlah tempat yang dialokasikan, yang berarti masa tunggu di Indonesia yang akan dimukimkan kembali akan lebih lama.

Menteri Imigrasi Scott Morrison mengatakan aturan baru yang dirancang untuk menghentikan aliran pencari suaka ke Indonesia dari Pakistan, Iran dan Afghanistan.

"Para penyelundup menyelundupkan orang ke Indonesia untuk dapat dimukimkan di Australia." ujar Morrison kepada radio ABC, Rabu (19/11).

Kerjasama Intelejen dan Militer kembali dilakukan oleh Australia dan Indonesia sejak tiga bulan lalu setelah sempat renggang perihal kasus penyadapan pembicaraan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya serta pembicaraan sejumlah pejabat tinggi Indonesia lainnya.

Jumlah pencari suaka ke Australia menjadi patokan dibandingkan dengan negara-negara lain namun ini merupakan isu polarisasi politik. Sebelum memenangkan pemilu Australia tahun lalu, Perdana Menteri Tony Abbott mengkampanyekan isu tersebut dengan gencar.

Hingga saat ini, UNHCR telah mencatat 10.623 pencari suaka dan pengungsi yang berada di Indonesia masih menunggu untuk dapat dimukimkan kembali hingga April. Sementara, sekitar 100 orang mendaftarkan dirinya di kantor UNHCR Jakarta setiap minggunya.

Morrison menolak mengatakan apakah perubahan itu dibahas oleh PM Abbott dan Presiden Indonesia Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Brisbane pekan lalu, namun mengatakan Indonesia "sepenuhnya menilai" keputusan tersebut sebelum dipublikasikan.

"Kami sangat senang bekerja sama dengan Indonesia dengan cara apapun yang kami bisa untuk mengurangi jumlah pencari suaka di Indonesia, tetapi tidak melalui proses mendorong lebih banyak orang untuk datang ke Indonesia karena mereka berpikir mereka akan mendapatkan visa ke Australia," ujar Morison.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement