REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW-- Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat pada Selasa (18/11), mencoba menundukkan Rusia. Namun Putin mengatakan, upaya tersebut tak akan berhasil.
Berbicara dalam program televisi dengan aktivis pro-Kremlin, Putin mengatakan bahwa Washington ingin menaklukan Rusia. "Belum ada yang berhasil melakukannya dalam sejarah Rusia, dan tak ada yang akan bisa," tambahnya.
Putin menambahkan, sanksi terhadap Rusia yang diterapkan AS dan Uni Eropa pada dasarnya bertentangan dengan kepentingan mereka sendiri. Ia mengatakan, sekutu AS di Eropa berusaha untuk melindungi kepentingan nasional untuk alasan yang tak jelas.
Sanksi diberikan terkait aneksasi Moskow atas Crimea, dan dukungan untuk pemberontakan pro-Rusia di timur Ukraina. Sanksi memperburuk masalah ekonomi Rusia dan memberikan kontribusi untuk devaluasi tajam mata uang rubel Rusia.
Menanggapi sanksi Putin berusaha optimis dengan mengatakan, larangan makanan Barat masuk Rusia akan meningkatkan industri lokal. Dia juga menyuarakan keyakinan bahwa ketegangan Rusia-Barat akan mereda.
"Tak ada yang mau memperburuk situasi di dunia," katanya.
Namun menanggapi usulan seorang aktivis untuk memberlakukan kuota film AS di bioskop Rusia, Putin menolak hal itu. Menurutnya masyarakat harus diberi hak untuk memilih.
Pemimpin Rusia itu juga menolak tuduhan bahwa aksi 'walk out' yang dilakukannya saat KTT G20, karena tekanan barat padanya. Ia bersikeras, telah menggelar dialog konstruktif di Brisbane.
Putin diberitakan menjadi pemimpin dunia pertama yang meninggalkan KTT G20 Brisbane. Ia meninggalkan KTT tepat sebelum Presiden Barack Obama dan para pemimpin Eropa membuka pembicaraan terkait Ukraina.