REPUBLIKA.CO.ID, SINAI -- Tujuh warga sipil dan tiga militan tewas dalam pertempuran di wilayah Sinai Utara. Seperti diberitakan Aswat Masriya, Rabu (19/11), sebuah roket menghantam sebuah rumah di desa Negah Shabana selatan kota Rafah yang menewaskan tujuh warga sipil yang berasal dari satu keluarga Badui.
Aswat Masriya melaporkan roket tersebut ditujukan pada pos pemeriksaan keamanan namun sasarannya meleset. Tak lama setelah serangan roket, helikopter Apache menembaki sebuah rumah dimana para militan diduga bersembunyi.
Ketegangan di Semenanjung Sinai memang telah berlangsung lama setelah digulingkannya Presiden Mohamed Morsi. Militer Mesir terus bersiaga atas ancaman para pemberontak yang menargetkan para serdadu pemerintah sebagai sasaran utamanya.
Ratusan polisi dan tentara telah tewas selama 16 bulan terakhir. Militer Mesir telah mengumumkan bahwa mereka membunuh ratusan militan.Sebelumnya pada November lalu, kelompok garis keras di Mesir, Ansar Bayt Al-Maqdis, bersumpah untuk selalu setia kepada ISIS yang berada di Irak dan Suriah.
Oktober lalu, Pemerintah Mesir mulai menghancurkan rumah-rumah dan mengevakuasi warga di sepanjang perbatasannya dengan Gaza untuk mendirikan zona penyangga yang ditujukan untuk menghalangi penyelundupan senjata bagi para pemberontak.
Langkah ini dilakukan menyusul insiden serangan yang menewaskan 30 tentara Mesir pada Oktober lalu yang dinilai sebagai yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.