REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Serangan mematikan terhadap Sinagog di Yerusalem, Selasa (18/11) kemarin mendapat tanggapan keras dari Pemerintah Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji akan merespon keras terhadap pembunuhan yang menewaskan empat orang warga Yahudi dan melukai sembilan orang lainnya.
Pengamat politik Timur Tengah Daniel Nisman mengatakan pernyataan keras Netanyahu dapat berakibat fatal dan akan menjadi bumerang bagi Israel sendiri. Nisman menambahkan bahwa penyebaran tentara Israel ke sejumlah wilayah Palestina akan memancing amarah warga Palestina.
"Untuk menghentikan serangan ini, satu-satunya hal yang benar-benar dapat dilakukan adalah untuk menutup Yerusalem Timur, tapi itu seperti pedang bermata dua," katanya kepada AFP.
"Anda (Israel) mengambil risiko dengan meningkatkan ketegangan terhadap orang-orang di sana yangsebagian besar dari mereka tidak mau eskalasi," tambahnya.
Mark Heller, seorang analis politik di Institut Studi Keamanan Nasional di Israel (INSS), mengatakan bahwa kejadian penyerangan terhadap Sinagog merupakan hal yang sulit diantisipasi.
"Tidak ada solusi ajaib. Tak banyak yang dapat Anda lakukan terhadap penyerang yang bangun di pagi hari dan memutuskan secara tiba-tiba untuk menyerang, " ujarn Heller."Pemerintah (Israel) pasti tetap pada pendiriannya, namun ini tidak akan memecahkan masalah."