REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seorang wanita meninggal karena infeksi flu burung di Mesir selatan, Rabu (19/11). Pejabat kesehatan mengatakan kematian karena virus H5N1 ini merupakan yang kedua di Mesir dalam satu minggu.
Sang wanita meninggal Selasa malam setelah masuk rumah sakit provinsi selatan, Minya. Juru bicara kementerian kesehatan, Hossam Abdel Ghafar mengatakan pada AFP, Kamis (20/11) korban sudah berada dalam kondisi kritis ketika masuk rumah sakit.
Korban pertama yang meninggal karena flu burung berasal dari provinsi Assiut. Ia meninggal Ahad. Sejauh ini Mesir melaporkan tujuh kasus infeksi H5N1. Tiga diantaranya dalam kondisi fatal.
H5N1 adalah virus mematikan penyebab flu burung yang terus diawasi penyebarannya oleh WHO. Virus telah membunuh lebih dari 400 orang di dunia sejak pertama muncul pada 2003.
H5N1 berbeda dengan versi H5N8 yang menyebar di peternakan unggas Eropa dalam beberapa hari belakangan. WHO meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Strain virus paling mematikan berada di Asia tenggara. Strain virus flu burung ketiga yaitu H7N9 yang telah membunuh lebih dari 170 orang sejak ditemukan pada 2013.
Strain diberi nama berdasarkan beragam subtipe dua protein di permukaan virus, apakah haemagglutinin atau neuraminidase. Ini menentukan seberapa beresiko virus pada manusia.