REPUBLIKA.CO.ID, Tentara Myanmar membantah bahwa sengaja melakukan penembakan terhadap kamp pemberontak Kachin dalam serangan mortir yang menewaskan 23 orang.Menteri Keamanan Negara Bagian Khacin, Kolonel Dari Aung, mengatakan bahwa insiden tersebut sebagai tembakan peringatan dan tidak ditujukan langsung pada pemberontak..
Dikutip dari BBC, pemerintah berharap pernyataannya cukup untuk membujuk pemberontak hadir di pembicaraan berikutnya Desember mendatang. Serangan mortir oleh Pemerintah Myanmar terjadi pada hari Rabu, di area Laiza, yang berbatasan dengan China.
Seorang juru bicara Angkatan Darat Kemerdekaan Kachin mengatakan kepada kantor berita AP bahwa pasukan pemerintah melakukan penembakan dari puncak bukit dekat lokasi area Laiza. Dia menjelaskan ketika serangan terjadi para pemberontak sedang melakukan latihan militer.
Ia mengaku setidaknya 15 pemberontak terluka dan setidaknya satu Kachin warga tewas. Sebelum insiden ini terjadi kasus hampir sama juga pernah terjadi.
Gencatan senjata 17 tahun dengan pemerintah rusak pada tahun 2011. pertempuran sporadis telah terjadi sejak saat itu, meskipun pembicaraan yang ditujukan untuk memulihkan gencatan senjata.
Para pemberontak Kachin adalah salah satu dari beberapa kelompok pemberontak etnis terakhir yang masih memerangi pemerintah, yang telah setuju untuk kesepakatan damai tentatif dengan 14 kelompok lain.
Pada bulan Mei 2013, pemberontak Kachin dan pemerintah mencapai tujuh poin kesepakatan untuk gencatan senjata dan pelucutan di kedua belah pihak. Puluhan ribu warga sipil telah mengungsi akibat kekerasan yang terjadi.
akibat insiden itu pemberontak mengancam untuk mencabut kesepakatan gencatan senjata.