REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menceritakan keberhasilannya mempertemukan delegasi Kosovo duduk satu meja dengan Duta Besar Serbia untuk Indonesia pada World Peace Forum ke-5 yang diikuti 200 peserta dari berbagai negara.
"Kami memang sengaja mengundang Kosovo dan mereka hadir, saat di ruangan Duta Besar Serbia untuk Indonesia protes kepada panitia karena di tempat acara dipasang bendera seluruh peserta termasuk Kosovo, tapi saya menolak," kata Din di Jakarta, Sabtu (22/11).
Kemudian, pada salah satu sesi dibahas tentang konflik yang terjadi antara Serbia dengan Kosovo, dan saat Duta Besar Serbia ingin bicara kebetulan waktu habis sehingga moderator tidak memberikan kesempatan.
"Akibatnya, Duta Besar Serbia kesal dan langsung pergi meninggalkan acara yang sedang berlangsung," kata Din.
Mendapat laporan seperti itu, Din memerintahkan panitia untuk menelepon kembali Duta Besar Serbia dan menjanjikan akan didudukkan satu meja pada saat acara makan malam.
Ternyata Duta Besar Serbia hadir dan di luar dugaan saat bertemu delegasi Kosovo mereka langsung berpelukan dan terlibat pembicaraan hangat.
"Momen berharga ini pun diabadikan banyak peserta WPC dengan kamera karena hingga saat ini kedua negara masih terlibat konflik," kata dia.
Usai makan malam, lanjut Din, delegasi Kosovo melanjutkan pembicaraan dengan Duta Besar Serbia untuk Indonesia dalam suasana yang akrab. "Semoga ini langkah maju untuk penyelesaian konflik di antara kedua negara sehingga segera berakhir," kata dia.
Ia menjelaskan Kosovo merupakan negara kecil di Tenggara Eropa yang sebelumnya bagian dari Serbia memiliki penduduk sekitar tiga juta jiwa mayoritas etnis Albania dengan komposisi 96 persen muslim.
"Pada 2008 Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan tetapi sampai sekarang Serbia belum mau mengakui karena dianggap separatis, sementara 108 negara di dunia termasuk Amerika Serikat dan Eropa telah mengakui kemerdekaan Kosovo," kata dia.