REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah buku menggambarkan aktifitas seksual sebuah kelompok pemuja setan dengan detail. Mereka menguasai sebuah desa bernama Kidwelly, di daerah Wales, Inggris. Didalamnya ada penjelasan bagaimana seorang gadis ‘disumbangkan’ sejak umur tujuh tahun untuk berhubungan seks untuk menggambarkan tuhan kelompok ini.
Buku ini berjudul Devil on the Doorstep, menjelaskan sekelompok pemuja setan yang mengajarkan tentang ‘binatang yang agung’. Wanita ini mengaku bernama Annabelle Forest. Dia masuk kedalam kelompok ini setelah menyaksikan ibunya melakukan seks sebagai bagian dari aktifitas keagamaan yang palsu. Dia menyaksikan itu ketika masih berumur tujuh tahun.
Empat tahun kemudian, di saat usianya masih kanak-kanak, sebelas tahun, dia memberikan keperawanannya kepada ketua kelompok itu. Dia kemudian menjadi subyek pesta seks atau orgi, sebagaimana diberitakan Breitbart.
Meskipun kecil, kelompok ini mampu mengumpulkan uang cukup besar. Caranya, kelompok ini membawa gadis-gadis kepada mucikari lokalisasi untuk menghimpun uang, mereka melakukan seks komersil dengan alasan untuk ‘beribadah’.
Forest mengaku sudah dipaksa melayani nafsu birahi 1.800 pria hidung belang. Bahkan lebih. -Dia bukanlah satu-satunya yang mengalami pengalaman pahit ini. Masih ada anak-anak baik lelaki maupun perempuan yang direkrut. Jumlahnya tidak diketahui.
Ketika dipenjara pada 2011 lalu, pimpinan kelompok setan ini didakwa dengan 11 kasus pemerkosaan. Belum lagi kasus yang memaksa anak berhubungan seks, dan pornografi anak.
Kelompok yang menjadi pemuja setan atau satanisme ini muncul pada era pencerahan. Kegiatan mereka pernah digambarkan seorang penulis okultis, Aleister Crowley, pada abad ke-19. Meskipun Kristen sudah masuk kedalam Eropa, tapi kelompok ini tetap ada sebagai simbol kebebasan dan kenikmatan hedonis.
Kini satanisme telah berubah. Tidak lagi menjadi kepanikan moral masyarakat sejak 1980an. Kini kelompok ini menjadi keyakinan resmi masyarakat Inggris yang diakui pemerintah. Berdasarkan sensus 2011 lalu, ada 93 orang menganut paham ini di Wales.