Senin 24 Nov 2014 09:48 WIB

Badai Salju Pisau Membuat Warga New York Siaga Banjir

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Indah Wulandari
Badai salju melanda kawasan timur dan utara Amerika Serikat, termasuk di Kota New York.
Foto: AP PHOTO
Badai salju melanda kawasan timur dan utara Amerika Serikat, termasuk di Kota New York.

REPUBLIKA.CO.ID, BUFFALO -- Pekerja untuk kondisi darurat di Buffalo, New York membawa ribuan karung pasir untuk persiapan terjangan banjir akibat badai salju.

Dilansir dari Reuters, suhu udara di Buffalo kini mulai memanas. Sehingga dapat mencairkan salju yang sudah mencapai ketinggian dua meter.  

Laporan terakhir menyebutkan, debit aliran sungai masih normal hingga matahari tenggelam pada Ahad (23/11) kemarin. 

Lebih dari 775 tentara New York berada di Erie dan Buffalo untuk membantu mencegah datangnya banjir. Mereka mulai membantu setelah jam kerja selesai dengan membersihkan jalan dan menggali lubang sekitar rumah dan mobil.

Berdasarkan catatan pemerintah setempat sebanyak 13 orang telah tewas akibat terjangan badai salju. Banyak atap yang rusak dan orang yang terjebak dalam mobil lebih dari sehari ketika badai salju sepanjang Great Lakes. Badai Salju di November ini berlangsung selama tiga hari hingga dijuluki Badai Pisau.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan setelah badai mereda bisnis akan kembali baik di hari Senin (24/11). Anak-anak juga dapat kembali bersekolah.

"Kami mengirimkan insinyur bangunan  untuk memeriksa setiap sekolah yang berpotensi mengalami kerusakan akibat badai,"ujar Cuomo. Peringatan banjir memang telah berlaku di New York sejak badai mereda.

Saat ini suhu New York mencapai 10 derajat celcius dan akan mencapai 15 derajat Celcius pada hari berikutnya. Dampaknya akan mencairkan salju setinggi 15 centimeter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement