REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani akan bertukar pandangan mengenai proses dan hasil perundingan nuklir antara Iran dan Kelompok 5+1 di Wina melalui telepon, Senin (24/11).
Kantor Berita Rusia Itar-Tass melaporkan bahwa Lavrov, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Wina, Minggu malam, mengatakan bahwa Presiden Putin bermaksud untuk berbicara dengan rekannya, Presiden Rouhani melalui telepon.
Dia menambahkan bahwa proses dan hasil pembicaraan antara Iran dan Kelompok 5+1 di antara masalah penting yang akan dibahas oleh kedua pihak.
Media Rusia melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Rusia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada beberapa jam mendatang.
Kelompok 5+1 terdiri lima anggota Dewan Keamanan PBB Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina, Rusia ditambah Jerman terlibat perundingan tentang program nukllir Iran, yang mereka curigai sebagai kedok untuk membuat senjata nuklir.
Pihak Iran berulang kali menjelaskan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk kepentingan damai, dan tak bermaksud membuat senjata nuklir.
Dari Wina, tempat perundingan berlangsung, AFP melaporkan bahwa Iran terbuka untuk melakukan perundingan nuklir dengan kekuatan dunia diperpanjang hingga satu tahun jika tidak ada kemajuan nyata menuju kesepakatan yang dicapai, mengutip sumber Iran.
Perpanjangan tersebut akan berada di bawah ketentuan kesepakatan Jenewa yang dibekukan sementara berkaitan beberapa aspek kegiatan nuklir Iran untuk membatasi sanksi-sanksi bantuan, kata sumber itu.
"Kami masih fokus pada menyetujui semacam kesepakatan politik" yang tidak ditulis, tetapi yang akan memungkinkan para perunding untuk menyempurnakan aspek-aspek teknis kesepakatan nanti, kata sumber itu di tengah perundingan maraton yang tegang di Wina.
"Tetapi kalau antara sekarang dan sore ini atau malam ini kita tidak sampai di sana, solusinya adalah kita mempertimbangkan perpanjangan kesepakatan Jenewa," katanya.
Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Prancis dan Jerman telah terkunci di dalam pembicaraan dengan Iran sejak Februari untuk mengubah kesepakatan sementara Jenewa yang dicapai tahun lalu menjadi perjanjian lestari dengan tenggat waktu 24 November.