REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kardinal Vincent Nichols, Uskup Agung Westminster, mengatakan keterkejutannya atas dampak perang antara Israel dan Palestina.
Nichols menyatakan hal ini saat melakukan kunjungannya ke Gaza untuk pertama kalinya pada Ahad (23/11) kemarin. Nichols yang juga sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma di Inggris dan Wales, mengaku sangat kaget melihat dampak besar akibat perang 50 Hari militer rezim Israel terhadap Jalur Gaza.
Ia secara langsung menyaksikan situasi dan kondisi yang menurutnya sangat menyedihkan di wilayah yang hancur akibat perang tersebut.
Dalam kunjungannya, Nichols juga menyambangi rumah sakit dan zona indsutri yang rusak parah akibat serangan udara dan pemboman yang dilakukan Israel. Selain itu, dia juga meninjau langsung ke panti asuhan yang menampung puluhan anak yang kehilangan orang tuanya akibat agresi Israel tersebut.
"Saya sangat terkejut dengan dampak perang dan kemiskinan endemik. Paus Francis mengatakan harus ada yang mengakhiri perang," katanya kepada The Guardian Senin (24/11).
Nichols prihatin dengan banyaknya warga yang tidak bersalah menjadi korban atas kekejaman agresi Israel. "Para pemimpin politik tidak harus puas dengan keamanan atau respon militer, tetapi perlu untuk menemukan solusi politik," lanjutnya.
Nichols sebelumnya telah berbicara untuk mendukung orang-orang Kristen Palestina yang mata pencaharian terancam oleh bagian dari penghalang keamanan beton besar Israel yang sedang dibangun di dekat Kota Bethlehem di Tepi Barat. Selama perang musim panas lalu lebih dari 2.000 warga Palestina tewas di Gaza dan 71 warga Israel dan seorang pekerja Thailand tewas di Israel. Sekitar 17.000 rumah di Gaza hancur.