REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lebih dari 12 juta warga Suriah memerlukan bantuan karena kekerasan yang meningkat dan kondisi yang memburuk di negara tersebut. Jumlah tersebut meningkat dari 10,8 juta pada Juli.
Setengah dari 22 juta populasi Suriah meninggalkan rumah mereka. lebih dari tujuh juta menjadi pengungsi di negaranya dan tiga juta menjadi pengungsi di negara lain.
"Ini adalah jumlah pengungsi terbesar akibat konflik di dunia," ujar Kepala badan pengungsi PBB UNHCR Valerie Amos, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (26/11).
Berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB, Amos menggarisbawahi kondisi ekonomi yang menurun 40 persen sejak dimulainya konflik. Sebanyak tiga perempat populasi hidup miskin. Sedangkan 50 persen tidak melanjutkan sekolah.
Namun, dia mengatakan bantuan dari Turki dan Yordania ke wilayah yang dikuasai separatis sangat membantu meski tidak disetujui pemerintah.
Dia mendesak DK PBB memperpanjang otorisasi bantuan lintas wilayah. Bantuan itu akan kedaluwarsa pada Januari. "Saya harap dewan memperbarui provisi dalam resolusi 2165," kata Amos.
Laporan PBB bulan ini menyebutkan 10 permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengirimkan bantuan sejak Oktober tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintahan Bashar al-Assad.