REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Satu kapal barang yang membawa 700 pendatang tanpa dokumen dari berbagai negara --di antara mereka terdapat 200 anak kecil dan perempuan-- sedang ditarik ke Pulau Crete pada Rabu (26/11).
Operasi pertolongan tersebut dimulai pada Selasa, di tengah angin kencang dan gelombang tinggi, kata Pemerintah Yunani.
Kapal dengan bendera Kiribati tersebut, "Baris", direncanakan berlabuh di Pelabuhan Ierapetra pada Kamis pagi, kata Kementerian Pelayaran Yunani --yang mengkoordinasikan operasi pertolongan itu.
Sementara itu seorang warga negara Iran yang sedang hamil dibawa melalui udara karena ia menderita gangguan kesehatan dengan menggunakan helikopter ke satu rumah sakit setempat.
Kapal "Baris", dengan panjang 77 meter, ditemukan pada Selasa mengapung di perairan internasional sekitar 30 mil laut di sebelah tenggara Pulau Crete.
Menurut Pemerintah Yunani, kapal tersebut mengalami gangguan mesin saat secara tidak sah membawa migran tanpa dokumen dari Turki ke Italia, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Mulanya, Pemerintah Yunani diberitahu bahwa kapal itu telah berlayar dari dari satu negara di Afrika Utara.
Para pejabat Kementerian Pelayaran Yunani pada Rabu memastikan bahwa operasi pertolongan berjalan lancar dan para penumpang tak menghadapi bahaya.
Sementara itu, pemerintah lokal di Pulau Crete sedang melakukan persiapan untuk memberi tempat penampungan dan bantuan medis buat para pendatang gelap tersebut.
Sebagai langkah pencegahan, para pendatang itu akan diperiksa mengenai virus Ebola sebelum dipindahkan ke statu stadion lokal.
Kebanyakan pendatang tersebut, menurut keterangan awal, adalah warga negara Suriah yang mencari keamanan dari negara mereka --yang dirongrong pertempuran ke Ropa.
Yunani dalam beberapa tahun belakangan telah menjadi gerbang penting bagi migran tanpa dokumen ke negara anggota Uni Eropa. Ratusan migran kehilangan nyawa mereka setiap tahun selama upaya mereka untuk memasuki Yunani dan Eropa.