REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, Rabu (26/11), memerlukan lebih banyak dana dari negara anggota untuk mengawasi program nuklir Iran.
Badan PBB tersebut mengatakan beban pekerjaan mereka meningkat signifikan imbas dari perjanjian nuklir sementara. Biaya itu meliputi inspeksi harian ke fasilitas pengayaan uranium Natanz dan Fordow.
Biaya kunjungan itu meningkat drastis jika dibandingkan dengan sepekan sebelumnya. Perjanjian nuklir sementara antara ran dan enam negara awalnya berlaku selama enam bulan sejak Januari, namun diperpanjang hingga Juli. Kemudian diperpanjang kembali pada pekan ini.
IAEA tidak mengatakan berapa uang yang mereka butuhkan. Awal tahun ini IAEA meminta kucuran dana sukarela sekitar 6,5 juta euro.
"Mengenai periode perjanjian yang diperpanjang, akan diperlukan kontribusi tambahan. Badan akan berkomunikasi dengan negara anggota begitu kami mengetahui kebutuhan kami," ujar pejabat senior IAEA Serge Gas melalui surat elektronik.