Kamis 27 Nov 2014 14:07 WIB

Sierra Leone Minta Bantuan AS Tumpas Ebola

Ebola
Foto: Reuters
Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Sierra Leone, Rabu (26/11) meminta Amerika Serikat untuk mengirim bantuan militer guna memerangi Ebola karena situasinya masih tertinggal dari Guinea dan Liberia yang merupakan negara tetangga di Afrika Barat dalam memerangi virus itu.

Jumlah korban meninggal terparah oleh Ebola setidaknya mencapai 5.689 orang, kata Organisasi Kesehatan Internasional pada Rabu (26/11) akibat masuknya virus itu ke negara-negara Afrika yang memiliki infrastruktur dan sistem perawatan kesehatan yang buruk.

Saat perjangkitan virus tersebut dapat dikontrol di Liberia berkat aksi penanggulangan kesehatan oleh pasukan AS, laju infeksi virus justru meningkat di Sierra Leone.

Laju transmisi di Guinea, negara pertama yang melaporkan kasus Ebola, juga semakin melambat meskipun jumlah kasusnya meningkat di Mali.

"Saya yakin bahwa sekarang saat jumlah kasus di Liberia telah menurun, dia (Presiden Barack Obama) akan meminta Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri untuk mengarahkan perhatian untuk membantu Sierra Leone, kata Menteri Komunikasi dan Informasi Sierra Leone Alpha Kanu.

Kanu juga meminta AS untuk membantu Guinea dan mendesak Inggris untuk menyediakan lebih banyak bantuan bagi Sierra Leone.

Inggris yang merupakan mantan penguasa kolonial Sierra Leone, telah mengirim anggota militer untuk membangun pusat perawatan, juga tiga helikopter dan rumah sakit angkatan laut berkapasitas seratus tempat tidur.

Bantuan AS di Liberia melibatkan 3.000 tentara.

"Perbedaan antara Liberia dan Sierra Leone adalah respon Amerika lebih cepat dan kuat pada awalnya, menggunakan teknologi yang lebih mudah dipakai dibandingkan apa yang dilakukan Inggris di Sierra Leone," kata Kanu pada reporter.

Wakil jenderal umum dari Operation United Assistance AS mengatakan pada pekan ini bahwa negara adidaya tersebut punya kapasitas untuk menolong negara lain yang terjangkit Ebola namun dia menambahkan belum ada rencana untuk melakukannya dalam waktu dekat.

Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma telah memberlakukan tanggap darurat Ebola. Koroma mengatakan mungkin butuh tiga hari lagi untuk memindahkan orang-orang yang sakit dari masyarakat dan memindahkan mereka ke pusat perawatan yang baru dibangun.

Uni Eropa mengumumkan di Monrovia, Rabu (26/11), bahwa mereka akan menggelontorkan dana bantuan sebesar 22 juta euro untuk membantu Liberia membasmi virus Ebola.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement