REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Para pemimpin Asia Selatan pada Kamis menandatangani perjanjian untuk meningkatkan perdagangan energi lintas perbatasan di kawasan tersebut sementara pertemuan puncak negara-negara Asia Selatan itu berakhir dengan membawa hanya sedikit kemajuan menuju integrasi kawasan.
Perdana menteri negara tuan rumah Nepal, Sushil Koirala, mengatakan pencapaian oleh Perhimpunan Negara-negara Asia Selatan untuk Kerja Sama Kawasan (SAARC) itu gagal mencapai target dan mendesak para pemimpin untuk "mengerahkan kemauan politik" untuk mewujudkan pernyataan-pernyataan mereka ke dalam tindakan.
"Kita sendiri bertanggung jawab atas kekurangan-kekurangan pada proses SAARC."
Para pemimpin delapan negara anggota SAARC telah memperlihatkan rasa frustrasi mereka atas lambatnya kemajuan menuju integrasi kawasan yang lebih luas sejak perhimpunan itu diluncurkan hampir tiga puluh tahun lalu.
Para analis melihat bahwa kegagalan SAARC dikarenakan adanya saling ketidakpercayaan antara Pakistan dan negara kuat di kawasan, India, yang telah mengambil sikap lebih tegas terhadap negara tetangganya itu sejak terpilihanya pemerintahan nasionalis Hindu pada Mei lalu.
Perdana Menteri India yang baru, Narendra Modi, dalam pidatonya pada konferensi tingkat tinggi, Rabu, menyebut soal serangan mematikan di Mumbai pada 2008, yang menurut India dilakukan oleh gerilyawan-gerilyawan Pakistan.
Modi melakukan pertemuan resmi di sela-sela pertemuan puncak yang berlangsung dua hari itu dengan semua pemimpin negara-negara SAARC, kecuali Perdana Menteri Pakisan Nawaz Sharif.
India dan Pakistan, dua negara bertetangga yang sama-sama memiliki senjata nuklir, memiliki hubungan yang sengit dan kadang-kadang diwarnai bentrokan berdarah sejak mendapatkan kemerdekaan dari Inggris pada 1947 dan telah tiga kali terlibat peperangan.
Pemimpin kedua negara itu berjabat tangan di depan kamera-kamera televisi pada acara penutupan, keduanya terlihat tersenyum hangat.
Namun, kegagalan untuk menandatangani dua kesepakatan lain yang diajukan, yaitu terkait penghubungan jalan dan kereta api, terlihat sebagai tanda-tanda bahwa perhimpunan itu terantuk batasan-batasan.