REPUBLIKA.CO.ID,FREETOWN--Rakyat Sierra Leone terancam kelaparan karena wabah Ebola telah menyebabkan kekurangan pangan di negara Afrika Barat tersebut.
Badan PBB untuk urusan pangan, Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan, tiga lokasi dengan dampak Ebola paling buruk teridentifikasi rentan terjadi malnutrisi. "Para petani kehilangan penghasilan. Akses ke sumber pangan pun terbatas," kata staf FAO Vincent Martin dilansir Arab News, Kamis (27/11).
Sekitar 70 persen total warga Sierra Leone, saat diwawancarai FAO mengatakan, mereka hanya makan sekali sehari. Komdisi ini tidak banyak berubah, baik sebelum maupun ketika wabah Ebola merebak.
FAO memang telah memperingatkan sejak September lalu, Guinea, Liberia, dan Sierra Leone rentan keamanan pangan. Wabah Ebola membuat pemerintah ketiga negara tersebut untuk memperketat jam keluar rumah atau bahkan melarang sama sekali akses ke ruang publik bagi seluruh warga.
Larangan demikian lantas membuat banyak warga panik sehingga mereka memborong makanan sebagai simpanan di kediaman masing-masing. Sementara, petani kesulitan beraktivitas. Terjadilah kekurangan stok simpanan pangan nasional serta kenaikan harga makanan di pasaran.
Badan kesehatan PBB, World Health Organization (WHO) memperkirakan, korban tewas akibat wabah Ebola mencapai 5.689 jiwa. Selain itu, telah ditemukan sebanyak 15.935 kasus infeksi Ebola, yang hampir seluruhnya terjadi di Afrika Barat.
Di Sierra Leone, diketahui jumlah korban tewas akibat Ebola sudah mencapai 3.016 jiwa dan telah ditemukan sebanyak 7.168 kasus infeksi Ebola. Hal ini diperparah oleh minimnya fasilitas rumah sakit di sana.