REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kawasan Raja Ampat di Provinsi Papua Barat ditawarkan sebagai lokasi bagi wisata pendidikan dalam promosi wisata yang diadakan di KJRI Melbourne hari Kamis (27/11) lalu. Namun beberapa peserta yang hadir sangat meragukan apakah murid sekolah dari Australia akan diizinkan oleh sekolah mengunjungi tempat tersebut.
Kementerian Pariwisata Indonesia sekarang sedang berusaha mengembangkan apa yang disebut wisata pendidikan guna menarik lebih banyak turis dari Australia termasuk murid sekolah untuk mengunjungi Indonesia. Karenanya dalam business gathering (pertemuan bisnis) hari Kamis (27/11) malam yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata di bawah Bagian Promosi untuk Amerika dan Pasifik, mengundang guru-guru sekolah menengah yang kebanyakan mengajar bahasa Indonesia di negara bagian Victoria.
Dalam paparannya, Kepala Sub Direktorat Promosi Pariwisata untuk Amerika dan Pasifik Ony Yulian mengatakan bahwa wisata pendidikan ini sekarang dikembangkan untuk menarik lebih banyak lagi warga Australia ke Indonesia.
"Sampai sejauh ini di tahun 2014, sudah hampir 900 ribu turis Australia yang mendatangi Indonesia, dan diperkirakan jumlah itu akan mencapai lebih dari 1 juta di akhir tahun." kata Ony Yulian baru-baru ini.
Kemudahan lain yang sudah diputuskan oleh pemerintah Indonesia adalah memberikan kebijakan bebas visa bagi warga Australia dalam paket kebebasan lima negara termasuk China, Jepang, Korea Selatan dan Rusia.
Dalam tema paket wisata pendidikan ini, Ony Yulian kemudian mempersilahkan dua peserta yang dibawa dari Indonesia untuk membeberkan :"jualan" mereka yaitu dari Propinsi Papua Barat yang menjelaskan mengenai kawasan Raja Ampat dan Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma dari Bali.
Sebagai potensi pariwisata secara umum, kawasan Raja Ampat dengan pemandangan alam yang cantik dan juga keindahan karang laut untuk dinikmati para penyelam, mulai menarik perhatian dunia.
Namun dalam sesi tanya, pertanyaan yang muncul dari seorang peserta adalah aspek pendidikan apa yang bisa ditawarkan oleh Raja Ampat. Masalah lain yang juga dipertanyakan adalah bahwa selama ada kesan bahwa Propinsi Papua Barat adalah kawasan yang tertutup bagi wisatawan asing untuk berkunjung.
Beberapa guru yang ditanya oleh wartawan ABC L. Sastra Wijaya mengatakan bahwa, walau Raja Ampat menarik untuk dikunjungi sebagai tempat wisata bagi orang dewasa, dia melihat bahwa tempat itu tidak praktis sebagai tujuan wisata pendidikan bagi murid-murid sekolah dari Australia.
"Dalam kunjungan murid sekolah dari Australia ke luar negeri, kami tidak akan boleh mengunjungi daerah dimana perjalanan dilakukan lewat laut. Tidak ada asuransi yang mau menanggung murid-murid sekolah yang ingin melakukan perjalanan seperti itu. Jadi menurut saya hal itu tidak mungkin dilakukan." kata seorang guru.
Guru lainya mencontohkan bahwa sekolahnya pernah ingin mengunjungi Pulau Karakatau di Selat Sunda sebagai bagian dari rencana mereka mengunjungi Indonesia.
"Kami tidak bisa melakukannya, karena untuk mencapai daerah tersebut harus melakukan perjalanan lewat laut." kata seorang guru lainnya.