REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia, kini, tengah mengalami gelombang baru migrasi dari Italia dalam jumlah yang tak pernah terjadi selama setengah abad sebelumnya. Ribuan warga Italia terbang meninggalkan negaranya saat krisis ekonomi masih melanda Eropa.
Ledakan imigran Italia mencapai lebih dari 20 ribu orang. Mereka tiba di Australia sepanjang tahun 2012-2013 dengan visa sementara. Jumlah ini melebihi warga Italia yang datang pada periode 1950-1951, yakni 5 tahun setelah Perang Dunia II usai.
Kelompok peneliti ‘Australia Solo Andata’ (Australia Satu Arah) terdiri dari warga Italia yang ada Australia, mereka telah melacak tren ini menggunakan data dari Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan.
Juru bicara Michele Grigoletti mengatakan, ia terkejut akan betapa banyak rekan sebangsanya yang pindah ke Australia. "Warga Italia datang ke Australia dalam jumlah yang tak bisa kita perkirakan. Kami memiliki data enam bulan pertama dari periode 2013-14 dan kita tahu bahwa tren warga Italia yang datang terus meningkat," ungkapnya baru-baru ini.
Antara tahun 2011 dan 2013, terjadi peningkatan 116% dalam jumlah warga Italia yang ada di Australia dengan visa sementara.
Data menunjukkan, visa kerja musim liburan adalah yang paling populer untuk warga Italia, yang berusia antara 18 dan 30 tahun.
Hampir 16 ribu visa dikeluarkan pada tahun 2012-13, naik 66% dibanding tahun keuangan sebelumnya.
Konsul Jenderal Italia di Sydney, Sergio Martes, mengatakan, angka tersebut tidak mengherankan. "Kami telah melihat data yang serupa di Eropa Utara, yakni warga Italia yang pergi ke Jerman dan Inggris. Mereka adalah dua negara utama yang menerima generasi muda Italia saat ini," katanya.
Ia menambahkan, "Ini fenomena yang menurut kami, mungkin, akan menurun perlahan, setelah pemulihan ekonomi mulai berlangsung di Italia."
Data tersebut mengungkapkan, warga dari Inggris, Jerman dan Perancis mendapat jumlah visa kerja musim liburan di Australia yang terbesar, selama periode 2012-13.
Negeri impian yang tak memberi peluang bagi beberapa orang
Silvia Pianelli berusia 26 tahun ketika ia memutuskan untuk pindah dari Italia ke Australia empat tahun lalu, setelah menghabiskan beberapa tahun mencoba untuk mengamankan pekerjaan penuh waktu di Italia.
"Saya masih tinggal dengan ibu dan ayah, saya ingin mandiri, saya ingin menantang diri saya sendiri dan saya pikir saya harus pergi," katanya.
"Jika saya tidak berhasil saya hanya akan kembali dan saya akan memulai lagi di Italia, tapi saya benar-benar ingin mencobanya," tambahnya.
Silvia telah mendapatkan pekerjaan di Sydney, tetapi ia mengatakan, tidak semua anak muda yang mencoba sangat beruntung seperti dirinya.
"Mereka mencoba satu tahun, beberapa dari mereka mencoba untuk tinggal lebih lama dan beberapa lainnya sangat rindu kampung halaman dan mereka mencoba untuk kembali," tuturnya.
Ia menyambung, "Awalnya sulit karena bahasa Inggris saya sangat dasar dan Anda tidak belajar bahasa yang dituturkan warga Australia sehari-hari. Ini adalah perbedaan besar."
Hambatan bahasa ini menyebabkan banyak pendatang baru mengambil pekerjaan di restoran Italia sebagai pelayan atau koki, meskipun mereka sangat berpengalaman banyak di negara asal.
Michele Grigoletti mengatakan, itu adalah realitas yang sangat berbeda dari negara impian yang masih diidam-idamkan warga Italia.
"Di mata orang Italia yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak ada kesempatan untuk mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan, ini adalah kesempatan untuk mencoba hidup baru di Australia," katanya.
"Ini memberikan harapan dan itulah yang anak muda inginkan, berharap untuk menciptakan masa depan," utaranya.