REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, wakil presiden Partai Rakyat Kamboja (CPP), bertemu dengan Sam Rainsy, ketua oposisi Partai Penyelamatan Kamboja (CNRP), Jumat.
Kedua pimimpin berupaya mencari solusi terhadap masalah yang tersisa setelah keduanya Juli sepakat mengakhiri perbedaan mereka selama pemilu tahun lalu.
Menurut pernyataan bersama yang disiarkan setelah pertemuan satu jam itu, Hun Sen setuju pada prinsipnya untuk memungkinkan CNRP memiliki saluran televisi di bawah nama satu perusahaan swasta dan menyarankan perusahaan untuk mengajukan permohonan izin di Departemen Penerangan.
"Para pejabat tinggi kedua pihak juga sepakat untuk mendorong RUU tentang pengorganisasian dan fungsi Komite Pemilihan Nasional dan RUU tentang Perubahan UU Pemilu pada akhir Februari 2015," kata pernyataan itu.
Kedua pemimpin menandatangani kesepakatan pada 22 Juli yang melihat CNRP mengakhiri boikot hampir selama setahun atas hasil pemilihan parlemen yang disengketakan, yang menyatakan bahwa CPP memenangkan 68 kursi dibanding 55 kursi untuk CNRP.
Berdasarkan kesepakatan itu, CNRP menerima posisi wakil ketua pertama parlemen dan memimpin lima dari 10 komisi parlemen. Selain itu, oposisi akan mengendalikan empat dari sembilan kursi di Komite Pemilihan Nasional serta memiliki saluran televisi.
"Dalam pertemuan pagi ini, para pemimpin puncak kedua partai telah memecahkan semua masalah yang tersisa," kata pejabat senior CPP, Koeut Rith, kepada wartawan setelah pertemuan.