REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Satu pendemo tewas ditembak pasukan keamanan Mesir pada Sabtu (29/11) malam. Penembakan terjadi saat pasukan keamanan terlibat bentrokan dengan pendemo, yang memprotes keputusan pengadilan Mesir untuk menghentikan kasus mantan Presiden Husni Mubarak.
Aljazirah melaporkan, kekerasan meletus saat pasukan keamanan dan pendemo bentrok di ikon kota Kairo, Tahrir Square. Pasukan keamanan menembak mati satu orang dengan senjata tajam dan membuat puluhan pendemo lainnya terluka. Mereka melontarkan gas air mata dan tembakan, dalam upaya membubarkan demonstran.
Sekitar 2.000 orang berkumpul memprotes keputusan pengadilan, untuk menghentikan kasus yang melibatkan Mubarak, menteri dalam negeri dan enam pembantunya.
Sebelumnya Mubarak dituduh bertanggung jawab atas kematian hampir 900 demonstran, dalam pemberontakan 18 hari yang menggulingkannya.
Tak hanya Mubarak, dua anaknya Alaa dan Gamal juga dibebaskan oleh Hakim Ketua Mahmoud Kamel al-Rashidi dari tuduhan korupsi terkait dengan ekspor gas ke Israel.
Hakim mengatakan, mereka telah memikirkan dalam waktu lama sejak dugaan kejahatan dituduhkan hingga akhirnya memutuskan hal ini.
Menanggapi putusan tersebut, Mubarak mengatakan pada stasiun televisi lokal dirinya tak bertanggung jawab atas kematian para demonstran.
"Saya merasa tak melakukan kesalahan sama sekali. Saya sedang menunggu untuk mengetahui keputusannya. Saya tak melakukan kesalahan," kata Mubarak melalui sambungan telepon.
Ia menambahkan, bahwa takdir memang tak bisa diubah. Sebelumnya ia hanya bisa tertawa mendengar dakwaan yang dijatuhkan padanya. Tapi kini menurutnya ia hanya tinggal menunggu keputusan.
"Aku merasa acuh tak acuh, itu semua di tangan Allah," ujar Mubarak.