Ahad 30 Nov 2014 15:13 WIB

Korban Tewas Ebola Dekati Angka 7000

Rep: Nursyamsyi/ Red: Damanhuri Zuhri
Virus Ebola
Foto: abc news
Virus Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Ahad (30/11) jumlah korban tewas akibat wabah Ebola terus meningkat di Afrika Barat menjadi 6.928 orang.  Jumlah korban telah meningkat lebih dari seribu orang laporan terakhir WHO pada Rabu (26/11).

Sebagaimana diberitakan BBC, WHO menyatakan Liberia menjadi negara tertinggi dalam wabah Ebola dengan 7244 kasus dan 4181 korban tewas, disusul Sierra Leone dengan 6802 kasus dan  1.463 kematian, sedangkan Guinea berada ditempat ketiga dengan 2.123 kasus, 1.284 kematian.

Para ahli mengatakan meski memiliki kasus dan korban tewas terbanyak, tingkat infeksi di Liberia dinilai terus menurun di Liberia, justru tingkat infeksi di Sierra Leone-lah yang dilaporkan terus meningkat. Sekitar 500 kasus Ebola baru terus muncul setiap minggunya di Sierra Leone setiap minggu.

Sebelumnya, sekitar 1.200 ruang rawat baru dijanjikan untuk mengatasi wabah Ebola di Sierra Leone, namun hingga kini baru tersebida 350 saja.

Lima pusat pengobatan baru dijadwalkan akan dibuka bulan depan, namun kekhawatiran terus muncul mengingat minimnya staf untuk mengatasi kasus-kasus Ebola tersebut.

Selain itu, tingginya penyebaran Ebola di Sierra Leone juga didorong oleh penguburan yang tidak aman yang menyebabkan hingga 50 persen dari kasus baru terus bermunculan.  Sedangkan, di Guinea, WHO menyatakan tingkat infeksi di negara tersebut realitf stabil.

Selain ketiga negara tersebut, ada juga Mali yang telah melaporkan tujuh warganya tewas akibat Ebola dengan sepuluh kasus.

WHO menambahkan wabah Ebola sendiri menyebar hanya melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi menunjukkan gejala, seperti demam atau muntah.

Mereka yang merawat orang sakit atau penanganan mayat orang yang terinfeksi Ebola sangat rentan terkena virus tersebut.

Besarnya angka kematian wabah Ebola membuat badan kesehatan dunia tersebut memperingati masyarakat dunia untuk terus mewaspadai virus tersebut.

PBB sendiri berharap wabah ini selesai pada 1 Desember, namun menurut pejabat, realitas di lapangan menunjukan hal tersebut tidak dapat terjadi. 

Anthony Banbury, Misi PBB untuk Ebola Tanggap Darurat, mengatakan selama ada satu orang yang terjangkit Ebola, maka krisis belum dinyatakan berakhir. Ia menyatakan bahwa Ebola adalah risiko bagi warga masyarakat, negara, benua, dan dunia ini.

"Tujuan kami dan apa yang akan kita capai adalah untuk memberantas Ebola. Tidak ada keraguan untuk itu," ujarnya, seperti dilansir Sky News.

Sementara itu, ahli bedah asal Amerika Serikat (AS) yang membantu para korban di Sierra Leone, Dr Martin Salia, dilaporkan meninggal dan telah dimakamkan di Maryland.

Para ahli percaya penundaan dua minggu sebelum dia menerima pengobatan membuat mustahil baginya untuk membuat pemulihan penuh.

Selain itu, sebuah klinik di Roma melaporkan seorang dokter Italia yang tidak disebutkan namanya juga terinfeksi Ebola setelah pulang dari Sierra Leone.

Kondisi dokter tersebut dikabarkan terus memburuk. Dalam sebuah pernyataan, Lazzaro Spallanzani Institute menambahkan bahwa dokter tersebut mulai memiliki masalah seperti mual, muntah dan diare.

Selain itu, dokter tersebut juga mengalami kondisi demam yang cukup tinggi yakni lebih dari 39C. Berikut ini daftar kasus dan korban tewas akibat Ebola :Liberia : 7244 kasus, 4181 kematian Sierra Leone : 6802 kasus, 1.463 kematianGuinea : 2.123 kasus, 1.284 kematian

 

sumber : who
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement