REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pemerintah Selandia Baru berencana memberlakukan mata pelajaran tentang toleransi di sekolah-sekolah negeri.
Hal ini untuk meningkatkan kepekaan sosial, terutama terkait penghindaran stereotip terhadap agama tertentu. Demikian dilansir The New Zealand Herald.
"Pendidikan di sekolah-sekolah negeri diharapkan mendukung keberagaman agama di Selandia Baru," kata Juru Bicara Jaringan Pendidikan Sekuler Selandia Baru, David Hines, Ahad (30/11) di Wellington.
Harapan ini kian menguat, lanjut Hines, dari kalangan umat Islam Selandia Baru sendiri. Sebab, mereka mencemaskan stereotip terorisme di media massa internasional terhadap agama Islam.
Mereka lantas tidak ingin rakyat Selandia Baru menerima informasi yang salah dan final, seperti Islam mendukung terorisme.
Adapun di Selandia Baru sendiri berlaku Undang-undang Antiterorisme, yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan melindungi keamanan nasional.
David Hines menambahkan, di pihak lain ada sekitar tujuh ratus sekolah di Selandia Baru yang mengajarkan Injil. Padahal, kitab suci agama lain tidak disertakan. Ini, kata Hines, bisa jadi peluang untuk menyebarkan stereotip Kristen yang eksklusif.
Maka pemberlakuan pelajaran tentang toleransi beragama diharapkan efektif meruangkan benih dialog antarumat beragama di kalangan generasi muda.