REPUBLIKA.CO.ID,STOCKHOLM--Politikus Belanda mengkritisi ucapan yang dilontarkan salah satu anggota dari partai sayap kanan Belanda, PVV yang menyatakan bakal menutup seluruh masjid di Eropa. Politikus Belanda menilai hal tersebut sudah tidak dapat diterima.
“Ekstremis Belanda dari partai sayap kanan untuk kebebasan sudah melampaui batas,” tutur Wakil Perdana Menteri Belanda Lodewijk Asscher dilansir Islam Online, Senin (1/12).
Asscher berkomentar menyusul adanya perdebatan dalam parlemen saat perwakilan PVV Michiel De Graaf menyerukan agar semua masjid di Belanda ditutup.
Graaf mengatakan dengan tidak adanya masjid Belanda akan lebih baik dari segala segi. “Kami ingin membersihkan Belanda dari semua jejak Islam,” tuturnya.
Ia juga menyatakan, partainya berkeinginan agar Islam tidak ada di Belanda. Bahkan, ia menuturkan tingginya angka kelahiran kelompok masyarakat Muslim membahayakan keberadaan warga Belanda. “Persatuan Belanda, identitas dan budaya sedang dirusak oleh imigrasi juga melalui rahim,” kata Graaf.
Graaf sendiri adalah salah satu anggota partai sayap kanan PVV yang dipimpin oleh Geert Wilder. Wilder dikenal lantang menyuarakan perlawanan terhadap Islam dan Muslim.
Wilder pun telah menyerukan untuk pelarangan Alquran diajarkan karena disebut sebagai bentuk fasisme. Bahkan pada 2008, Wilders telah merilis film pendek dengan durasi 15 menit yang berisi tudingan pada Alquran yang disebut pemicu adanya tindakan kekerasan.
Perwakilan Partai Buruh Ross Vermeij dan anggota Partai Demokrat 66, Sten Van Weijenberg, telah mendesak deputi PVV untuk menarik kembali pernyataannya itu.
Sementara anggota Buruh MP, Khadijah Arib, yang juga memimpin jalannya diskusi parlemen gabungan itu mengatakan bahwa perdebatan di parlemen gabungan sudah mencapai titik terendah.
Warga Muslim di Belanda saat ini mencapai 1 juta orang dari 16 juta penduduk. Mereka sebagian besar berasal dari Turki dan Maroko.