REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Pemilih di Swiss menolak inisiatif yang diusulkan kelompok Ecopop untuk membatasi jumlah imigran di negara tersebut. Menurut mereka ini akan berimbas pada ekonomi dan membuat Swiss terisolasi.
Dilansir dari The Guardian, sekitar 74,1 persen pemilih mengatakan 'tidak' pada referendum yang dipelopori Ecopop. Ecopop merupakan kelompok yang menggambarkan diri sebagai ahli ekologi. Mereka mengklaim negara tengah terkubur 'di bawah kenyataan' karena masuknya warga asing. Atas alasan masalah lingkungan, Ecopop berinisiatif mengusulkan pembatasan imigrasi.
Sekitar lima juta orang yang turut dalam pemilihan. Mereka juga menolak dua proposal selanjutnya. Proposal pertama untuk memaksa bank sentral meningkatkan cadangan emas, sementara proposal lain soal penghapusan pajak tetap untuk ekspatriat kaya.
"Warga Swiss menjerit lugas, Tidak, Tidak Tidak!" tulis harian bisnis Handelszeitung.
Jika usualn Ecopop dipenuhi, maka akan memangkas imigrasi sekitar 0,2 persen dari populasi. Usulan juga meminta pengurangan jumlah orang asing yang datang ke Swiss sekitar 80 sampai 16 ribu setiap tahunnya.
Ecopop mengatakan, sumber daya negara Alpine tak cukup mendukung imigrasi massal. Mereka berpendapat imigrasi bisa merusak alam Swiss.
Kelompok yang dibentuk 40 tahun lalu itu juga mengusulkan penggunaan 10 persen anggaran bantuan luar negeri, untuk proyek-proyek keluarga berencana di negara berkembang.
Inisiatif anti-imigran ini mendapat kritikan besar dari seluruh dunia. Bahkan kampanye tersebut mendapat kritikan berat dari para pemimpin bisnis, pihak pemerintah dan lembaga mainstream lain, yang berpendapat hal itu akan merusak ekonomi dan mengisolasi Swiss dari Uni Eropa.