REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Pemerintah New South Wales tengah mempertimbangkan untuk mendirikan fasilitas pusat perlindungan bayi yang tidak diinginkan atau 'Baby Hatches'. Fasilitas ini nantinya bisa digunakan ibu yang hendak meninggalkan bayi yang baru dilahirkan tetapi tidak ingin merawat bayi tersebut.
Pertimbangan ini untuk merespons dua insiden ditemukannya dua bayi yang ditelantarkan di Sydney dalam jangka waktu sepekan terakhir. Sesosok mayat bayi telanjang ditemukan warga ketika tengah menggali pasir di Pantai Maroubra pada Senin pagi (1/12). Mayat bayi itu terkubur sedalam 30cm diatas permukaan pasir. Sejauh ini mayat bayi tersebut belum diidentifikasi dan karena ditemukan sudah dalam kondisi membusuk, usia dan jenis kelamin mayat bayi itu juga sulit ditentukan.
Jasad bayi itu merupakan penemuan kedua dalam tujuh hari terakhir setelah sebelumnya seorang bayi ditemukan hidup didalam saluran pembuangan air oleh pesepeda yang melintas di M7 Quakers, Sydney Barat pada 15 November 2014 lalu. Selanjutnya sang ibu dari bayi tersebut didakwa dengan pasal percobaan pembunuhan.
Pemerintah New South Wales mengatakan mereka tengah mempelajari sejumlah opsi termasuk sistem yang disebut 'pusat perlindungan bayi tidak diinginkan' atau 'baby hatches' yang sudah diterapkan di China dan Jerman. Pusat ini akan menyediakan loket penyerahan anak yang aman yang biasa dibangun di dinding-dinding rumah sakit.
Menteri Kepolisian, Stuart Ayres mengatakan pemerintah NSW menyadari kebijakan ini dibutuhkan untuk memberikan pilihan yang lebih baik bagi wanita yang tidak ingin mengurus atau menelantarkan bayinya. "Semua opsi tengah kita kahi agar bisa memberikan dukungan yang lebih baik terutama bagi ibu dari keluarga yang sangat membutuhkan bantuan," katanya.
"Tidak dipungkiiri lagi kalau kita sekarang telah menghadapi dua kasus penelantaran bayi yang sedang diselidiki kepolisian yang membuat kita harus berpikir serius bagaimana caranya membantu keluarga-keluarga yang menghadapi krisis," katanya.
Komisioner polisi setempat, Andrew Scipione juga sepakat kalau wanita yang putus asa perlu memiliki beberapa pilihan selain berurusan dengan hukum karena menelantarkan anaknya. "Apa saja yang bisa kita lakukan untuk dapat menyelamatkan nyawa bayi yang sangat berharga itu menurut saya itu ide yang baik," katanya.
Penyelidik, Gavin Dengate mengatakan mereka masih berusaha mencari orang tua dari bayi-bayi yang ditelantarkan itu dan mengkhawatirkan kesehatan sang ibu. "Kami akan pasti akan terus bekerjasama dengan rumah sakit dan masyarakat, maupun daerah lain di mana kita mungkin dapat menemukan beberapa orang wanita yang hamil belakagan ini," katanya.
Otopsi akan ungkap pelaku
Sementara itu Detektif Inspektur Dengate juga mengatakan, hasil otopsi diharapkan akan membantu polisi menjawab berbagai pertanyaan tentang bayi dan apa yang terjadi padanya. "Sampai kita mendapatkan hasil dari penyelidikan terhadap jenazah atau pos-mortem kita sangat sulit menebak apa yang sebenarnya terjadi,"
"Kami tentu mencari penyebab dari kematian bayi itu dan pada tahap ini kita masih belum mampu mengidentifikasi bayi itu,"
Detektif Inspektur Dengate mengatakan pihaknya belum mengetahui berapa lama otopsi itu akan berlangsung, namun sejumlah hasil menurutnya sudah akan diketahui dalam kurun waktu kurang dari delapan minggu.
polisi mengatakan anak-anak yang menemukan mayat bayi itu juga telah diberikan konseling dari petugas penyelamat pantai di Maroubra.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).