REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Paus Fransiskus bahwa Islam bukanlah agama kekerasan menuai pujian dari banyak kalangan. Pipip A Rifai Hasan, pengamat hukum internasional dari Universitas Paramadina Jakarta, menilai, secara implicit Paus Fransiskus mengajak seluruh umat beragama untuk kembali melihat sisi kemanusiaan dalam ajaran semua agama.
“Ini bertolak belakang dengan praktik beragama yang formalistis,” kata Pipip A Rifai Hasan saat dihubungi, Senin (1/12) di Jakarta.
Dengan demikian, Paus menekankan pentingnya melihat kesamaan di antara agama-agama dunia. Selain itu, kesamaan ini agar diarahkan pada tujuan perdamaian dunia serta menjauhi sikap ekstremis.
Selain itu, Pipip menyatakan, tensi ketegangan di Timur Tengah tidak bisa lepas dari konteks pertikaian antara Palestina dan Israel. Sehubungan dengan itu, pernyataan Paus Fransiskus tersebut dapat memulihkan citra Islam yang selama ini disampaikan secara bias oleh media Barat sebagai agama yang mendukung kekerasan. Misalnya, dalam setiap pemberitaan oleh media Barat, Israel kerap diposisikan sebagai pihak yang membela diri atas serangan Palestina.
“Maka pernyataan dari Paus Fransiskus ini meneguhkan posisi Palestina sebagai pihak yang anti-kekerasan,” kata Pipip.