Selasa 02 Dec 2014 04:42 WIB

Muslim India Kritik Tindakan Pemimpin Muslim India

Rep: c83/ Red: Hazliansyah
Muslim India
Foto: AP
Muslim India

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Muslim India merasa semakin tidak puas dengan kinerja dari beberapa tokoh agama Islam. Mereka berada dalam posisi yang tidak nyaman karena tindakan dan pernyataan dari pemimpin dan ulama Muslim.

"Jika mereka (para pemimpin Muslim dan sarjana) ingin melakukan sesuatu untuk masyarakat, mereka harus berhenti membuat komentar seperti itu. Mereka tidak mengerti bahwa Muslim India biasa harus menderita karena perbuatan mereka," ujar seorang eksekutif di sebuah perusahaan swasta, Shahid Abbas seperti dilansir Islam Online (1/12).

Ia menjelaskan, pernyataan tokoh muslim menyebabkan Muslim India sering mendapat diskriminasi di tempat kerja dan menghadapi kritik dari masyarakat mayoritas.

Baru-baru ini, para Shahi Imam masjid utama India dan menteri senior Muslim di negara bagian India utara Uttar Pradesh membuat muslim India menanggung malu karena tindakan mereka.

Imam Shahi Jama Masjid, Syed Ahmed Bukhari, telah memicu kontroversi dengan mengundang Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif tetapi meninggalkan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk upacara pengurapan anak 19 tahun.

Jama Masjid adalah masjid utama India di Delhi di mana imam memimpin doa dan layanan syariah. Dia juga dapat mengambil peran yang lebih besar dalam memberikan saran spiritual.

Demikian pula, anggota Partai Samajwadi yang berkuasa di negara bagian Uttar Pradesh, Azam Khan. Ia berkomentar di media dan mengatakan sumber pendanaan untuk ulang tahun ketua partai Mulayam Singh Yadav berasal dari Taliban dan dari Dawood Ibrahim.

Dawood Ibrahim adalah seorang penjahat Muslim India yang terkenal karena kejahatan terorganisir dan saat ini diduga tinggal di pengasingan di luar India.

Di India terdapat 160 juta Muslim, dengan penduduk mayoritas beragama Hindu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement