REPUBLIKA.CO.ID, OXFORD -- Sebuah tim peneliti di Universitas Oxford menunjukkan bahwa virus HIV kini menjadi lebih lemah karena beradaptasi dengan sistem kekebalan tubuh manusia.
Tim peneliti mendapati bahwa virus HIV kini membutuhkan waktu lebih lama untuk menyebabkan Aids. Perubahan ini, menurut tim peneliti, dapat membantu pencegahan atas penyebaran penyakit tersebut. Beberapa ahli virus bahkan menyatakan suatu ketika virus HIV ini akan menjadi tidak begitu berbahaya, karena virus ini masih terus berubah.
Melemahnya virus ini ditengarai karena kemampuan virus HIV ini dalam menggandakan diri telah menurun. Untuk meneliti ini, tim melakukan penelitian di Afrika, tepatnya di Botswana yang sejak dulu memiliki masalah dengan penyebaran virus HIV dan Afrika Selatan yang baru mengalami masalah HIV 10 tahun setelah Botswana. Profesor dari Universitas Oxford Philip Goulder menyatakan penurunan kemampuan virus HIV ini sangat jelas di Botswana.
"Anda dapat melihat kemampuan virus HIV untuk menggandakan diri 10 persen lebih rendah di Botswana daripada di Afrika Selatan. Hal ini sangat menarik," ujar Goulder seperti dilansir dari BBC, Selasa (2/12).
Gouldet menyatakan, kini tim peneliti sedang mengamati proses evolusi dari virus HIV, dan tim peneliti merasa cukup terkejut karena proses evolusi ini sangat cepat. Penurunan kemampuan virus HIV untuk menyebakan Aids dinilai Goulder dapat membantu meminimalisasi penyebaran Aids.
HIV merupakan virus yang lihai menyamar. Virus ini seringkali berubah untuk beradaptasi dengan sistemkekebalantubuh manusia. Tetapi, sering kali virus HIV menginfeksi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat. Ini membuat virus HIV seperti terjebak di antara bebatuan. Virus memiliki dua pilihan, yaitu hancur atau berevolusi agar dapat bertahan.
"Jika memilih berevolusi, maka evolusi ini akan menyebabkan efek samping bagi si virus (pelemahan)," jelas Goulder.