REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki telah melihat peningkatan tajam dalam pendidikan agama di bawah reformasi yang dilemparkan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Pendidikan agma digunakan Erdogan sebagai pertahanan terhadap kerusakan moral. Tetapi, lawan politiknya melihat itu sebagai tindakan tidak diinginkan untuk membentuk bangsa yang lebih Islami.
Hampir satu juta siswa terdaftar dalam sekolah Islam terkemuka di Turki, Imam Hatip pada tahun ini. Angka itu naik drastasi dari hanya 65 ribu siswa pada 2002 ketika Partai Keadilan dan Pembangungan yang digawangi Erdogan pertama kali berkuasa.
Di Imam Hatip, diajarkan metode bahwa anak laki-laki dan perempuan dibuat terpisah, dan siswa diberikan 13 jam sepekan tentang pengajaaran Islam di atas kurikulum reguler, termasuk studi bahasa Arab, Alquran, dan sejarah kehidupan Nabi Muhammad.
"Ketika tidak ada yang namanya budaya agama dan pendidikan moral, masalah sosial yang serius, seperti kecanduan narkoba dan rasisme mengisi kesenjangan," kata Erdogan, dilansir Reuters, Selasa (2/12).