REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pangeran Harry mengungkapkan rahasia perasaan gugupnya ketika berbicara di hadapan umum pada Hari AIDS Dunia, Senin (1/12), untuk mengikis pemikiran negatif mengenai HIV.
Melalui video dengan durasi satu menit, pangeran yang berusia 30 tahun itu berbici rahasia kecilnya bahwa ia sangat gugup ketika berbicara di depan umum dan merasa tak nyaman ketika orang memandang dia.
Itu adalah bagian dari kegiatan Sentebale, lembaga amal yang ia ikut dirikan bersama Pangeran Seeiso dari Lesotho pada 2006.
Kegiatan "Feel No Shame" bertujuan membantu mengurangi rasa malu dan pemikiran negatif serta mendorong orang yang menderita HIV untuk mencari dukungan medis secara mencegah virus tersebut menyebar.
"Percaya atau tidak, saya gugup luar biasa sebelum berbicara di depan umum, tak peduli seberapa banyak massa atau pemirsa. Meskipun kenyataan bahwa saya tertawa dan bercanda sepanjang waktu, saya sangat gugup, jika bukan cemas, sebelum memasuki ruang yang dipenuhi orang ketika saya memakai jas," kata Pangeran Harry, sebagaimana diberitakan Xinhua, Rabu (3/12).
"Karena sekarang saya telah mengakui itu, saya barangkali akan lebih khawatir lagi karena orang mengawasi saya," ia menambahkan.
Dalam satu rekaman video lain, pangeran itu mengatakan HIV adalah penyebab tertinggi kedua kematian di kalangan orang yang berusia antara 10 dan 19 tahun, dan itu adalah penyebab utama kematian di seluruh Afrika.
"Satu masalah tragis, khususnya, ialah rasa malu dan pemikiran negatif yang berkaitan dengan HIV. Ini membuat ribuan anak kecil meninggal secara tidak perlu setiap tahun karena mereka menyembunyikan penyakit mereka dan tidak mendapat perawatan medis yang mereka perlukan," katanya.
"Bersama-sama, kita dapat menanggulangi pemikiran negatif seputar HIV dan memberi generasi muda yang menderitanya masa kanak-kanak yang patur mereka terima. Masa kanak-kanak yang telah kita nikmati," kata Pangeran Harry.
Henry Charles Albert David dari Wales, yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Harry, dilahirkan di Inggris Raya, 15 September 1984. Ia adalah anak bungsu Charles, Pangeran Wales dari istri pertamanya, mendiang Diana, Putri Wales.
Pangeran Harry berada pada urutan ketiga dalam garis suksesi Takhta Inggris dan takhta dari wilayah lain Persemakmuran, setelah ayahnya, dan kakaknya, Pangeran William dari Wales. Ia adalah cucu dari Ratu Elizabeth II.
Pangeran Harry adalah seorang Cornet di resimen Blues and Royals, Pasukan Kavaleri Rumah Tangga dari Tentara Inggris.