Kamis 04 Dec 2014 19:11 WIB

Wow....Belanja Online di Australia Capai Rp 160 Triliun

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Data terbaru di Australia menunjukkan bahwa pembelian barang lewat online semakin meningkat terutama di perkotaan. Hanya saja pertumbuhannya tidak secepat beberapa tahun lalu.

Salah satu bank terbesar Australia NAB mengeluarkan indeks penjualan ritel online, yang menunjukkan belanja online sepanjang tahun lalu di Australia naik 12 persen, menjadi senilai $ 16,2 miliar (sekitar Rp 160 triliun). Ini berarti sekitar 7 persen dari belanja keseluruhan yang dilakukan oleh warga Australia.

Menurut ekonom senior NAB Brien McDonald, sama seperti di banyak negara lain, belanja online semakin populer namun pertumbuhannya melambat dalam beberapa tahun terakhir. "Tahun lalu melambat dari beberapa tahun sebelumnya. Ketika kami pertama kali mengumpulkan dana di tahun 2010 pertumbuhan ketika itu dalam setahun adalah 30 persen. Sekarang tampaknya melambat." kata McDonald.

Brien McDonald mengatakan belanja online belum mengalahkan ataupun mengambil bisnis terlalu banyak dari bisnis toko biasa.

"Kalau kita bandingkan perubahan dari bulan ke bulan, belanja online naik 1 persen, sementara ritel tradisional naik sekitar setengah persen, jadi online tidaklah mengambil keuntungan terlalu banyak dari model tradisional yang ada." lanjut McDonald.

Dalam rinciannya, laporan itu juga menyebutkan negara bagian mana saja yang banyak melakukan belanja online.

Penduduk regional di negara bagian Victoria yang paling sedikit belanja online, dengan nilai belanja online mereka 11 persen di bawah rerata nasional. Mereka yang paling banyak melakukan  belanja sehari-hari lewat komputer adalah warga di negara bagian Australia Barat.

"Australia Barat secara keseluruhan adalah pembeli online terbesar, dengan warga di daerah perkotaan menghabiskan dana mereka 12 persen lebih tinggi dari rerata nasional, sedangkan di kawasan regional menghabiskan 24 persen lebih banyak lagi." kata McDonald.

"Menurut perkiraan kami, karena mereka tinggal di daerah regional dimana biasanya mereka memerlukan perjalanan jauh untuk datang ke toko membeli barang, sekarang mereka bisa mengandalkan komputer dan juga pos untuk pengiriman barang mereka." lanjut McDonald.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement