Kamis 04 Dec 2014 11:02 WIB

Jumlah Anak Putus Sekolah Akibat Ebola Mencengangkan

Rep: C01/ Red: Winda Destiana Putri
Electron micrograph of an Ebola virus virion (illustration)
Foto: en.wikipedia.org
Electron micrograph of an Ebola virus virion (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Sekitar 5 juta anak putus sekolah di Guinea, Liberia dan Sierra Leone akibat wabah Ebola. Temuan ini dikemukankan oleh Persekutuan Bisnis Global (GBC) untuk Pendidikan.

Laporan GBC menyatakan jika sekolah-sekolah tidak dibuka kembali, sebagian besar anak-anak akan terjebak dalam lingkar kemiskinan. Hal ini tentunya akan menimbulkan konsekuensi yang mengancam pertumbuhan ekonomi dan kesehatan mereka.

Selain itu, anak-anak perempuan memiliki kemungkinan besar untuk menghadapi situasi beresiko tinggi, seperti pernikahan dan kehamilan di usia dini.

Dilansir dari World Bank Figures, Kamis (4/12) ketiga negara ini juga memiliki tingkat penyelesaian pendidikan dasar terendah di dunia. Di Guinea, 61 persen anak-anak menyelesaikan pendidikan dasar, di Liberia sebanyak 65 persen, sedangkan di Sierra Leone sebesar 72 persen.

GBC juga menilai besar kemungkinan anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan lebih dari setahun tidak akan kembali melanjutkan pendidikan.

"Sangat penting bagi komunitras bisnis untuk mengambil peran dalam memprioritaskan pendidikan pada saat terjadi krisis kemanusiaan," terang Anggota Pendiri GBC Aliko Dangote.

Sekolah dan tempat-tempat umum lain di ketiga wilayah ini kini ditutup karena berpotensi meningkatkan penyebaran virus Ebola. Banyak dari bangunan-bangunan tersebut kini digunakan sebagai pusat perawatan pasien Ebola. GBC menilai sistem pengajaran yang inovatif seperti pengajaran melalui radio, televisi, ponsel dan internet harus diterapkan sampai sekolah kembali beroperasi dengan aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement