Kamis 04 Dec 2014 16:52 WIB

Pemimpin Oposisi Venezuela Dituduh Konspirasi Bunuh Presiden Maduro

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indah Wulandari
Anti-government protesters run from tear gas during a protest against Nicolas Maduro's government in Caracas March 13, 2014.
Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
Anti-government protesters run from tear gas during a protest against Nicolas Maduro's government in Caracas March 13, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID,CARACAS--Jaksa Venezuela mendakwa pemimpin oposisi dengan tuduhan melakukan konspirasi terkait rencana pembunuhan Presiden Nicholas Maduro, Rabu (3/12).

''Hari ini, mereka mendakwa saya melakukan kejahatan konspirasi,'' kata pemimpin oposisi Maria Corina Machado dikutip dari AFP.  Machado menolak keras dakwaan itu.

Di bawah hukum Venezuela, kejahatan tersebut diganjar dengan hukuman penjara delapan hingga 16 tahun.

Machado tiba di kantor kejaksaan ditemani oleh pemimpin koalisi oposisi, Jesus Torrealba, Walikota Caracas Antonio Ledezma dan sekitar 100 pendukungnya.

Mereka membela wanita 47 tahun tersebut. Dalam kerumuman terlihat Henrique Capriles, kandidat yang bertanding dengan Maduro pada pemilihan presiden tahun lalu.

''Ini adalah sirkus yang dilakukan Nicholas. ''Mereka selalu mencari-cari sesuatu untuk menyembunyikan kebenaran dan lari dari masalah negara,'' kata Capriles mengomentari kasus Machado.

Machado dulunya adalah anggota Majelis Nasional. Namun, ia terguling dari posisinya pada Maret 2014 lalu. Bersama pemimpin oposisi lain, Leopoldo Lopez ia dijuluki sebagai La Salida atau The Exit karena menjadi sosok utama yang menggagas gerakan protes antipemerintah.

Gerakan ini mendesak Maduro mundur dari jabatannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement