REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan telah mengadakan diskusi dengan Iran terkait pembahasan upaya memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Rabu (3/12).
Juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf menjelaskan, diskusi tersebut dilakukan beberapa pekan terakhir di sela-sela putaran terakhir perundingan nuklir di Wina, dua pekan lalu.
Diskusi itu terjadi di tengah munculnya laporan kalau Iran telah meluncurkan serangan udara terhadap kelompok ISIS di Irak. Langkah Iran tersebut dinilai menimbulkan spekulasi bahwa pemerintahan Obama dan Teheran telah melakukan koordinasi lebih intim sebelumnya.
"Saya pikir asumsi itu muncul selama putaran terakhir dalam perundingan yang kami lakukan" kata Harf sepreti dilansir the Washington Free Beacon.
Menurut Harf, isu operasi Amerika dalam memerangi ISIS sering muncul. Terutama selama perundingan Nuklir antara pemerintah Amerika dan Iran.
Namun, Iran terus menyangkal telah terlibat percakapan selama perundingan tersebut berlangsung. Iran juga bersikeras tidak melakukan koordinasi dengan AS di Irak.
"Kami menyangkal pemberitaan tentang kerja sama militer" ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran.
Iran juga membantah mereka telah berkoordinasi dengan AS untuk meluncurkan serangan udara terhadap ISIS. Iran menyatakan tidak akan pernah bermitra dengan AS karena menuding negara Paman Sam itu yang menyebabkan ISIS terus berkembang.
"Iran menyalahkan AS sebagai penyebab kerusuhan tindakan kelompok teroris ISIS di Irak" ujar salah satu pimpinan militer Iran seperti dikutip kantor berita Fars.