REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange sedikit melemah pada Jumat (5/12) pagi WIB. Karena harga minyak turun dan mendorong para investor mundur dari logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun satu dolar AS atau 0,08 persen, menjadi menetap di 1.207,7 dolar AS per ounce.
Emas dibuka lebih tinggi pada Kamis karena euro reli dengan kuat terhadap dolar AS. ini didorong berita bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) tidak memberikan kejutan ketika pada Kamis memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya tidak berubah tanpa langkah stimulus baru.
Harga emas berbalik datar setelah klaim pengangguran mingguan AS. Departemen Tenaga Kerja merilis laporan klaim pengangguran mingguannya pada Kamis.
Hasilnya menunjukkan klaim pengangguran jatuh 17 ribu selama pekan yang berakhir 29 November menjadi 297 ribu klaim. Hal ini sejalan dengan ekspektasi para analis.
Emas berjangka berada di bawah tekanan dari penurunan minyak mentah light sweet atau WTI sebesar 50 sen atau 0,74 persen menjadi 66,88 dolar AS per barel pada Kamis. Ini meringankan beberapa tekanan pada pasar ekuitas AS dan menempatkan tekanan tambahan pada logam mulia.
Perak untuk pengiriman Maret naik 16,3 sen, atau 0,99 persen, menjadi ditutup pada 16,575 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 18,4 dolar AS, atau 1,50 persen, menjadi ditutup pada 1.245,9 dolar AS per ounce.