Jumat 05 Dec 2014 19:13 WIB

Ilmuwan Brisbane Temukan Obat Leukemia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Kabar baik bagi penderita leukemia sekaligus dunia kedokteran. Dua ilmuwan asal Brisbane berhasil menemukan pengobatan baru yang menjanjikan bagi pasien leukemia atau kanker darah ganas. 

Acute myeloid leukaemia (AML) setiap tahunnya menewaskan sekitar 1,000 warga Australia.  Pada umumnya pasien penyakit ini jarang yang berhasil diselamatkan nyawanya melalui metode pengobatan kemoterapi.
 
Namun tim di QIMR Berghofer berhasil menciptakan obat yang diharapkan setidaknya dapat memperpanjangan usia harapan hidup pasien AML dan bahkan kemungkinan bisa menyembuhkan penyakit tersebut.
 
Dr Steven Lane, Kepala Laboratorium Riset Translasi Leukemia mengatakan uji pra klinis obat Imetelstat ternyata dapat mencegah protein yang dibutuhkan dalam pembentukan oleh sel-sel induk leukaemia. "Riset ini menemukan kalau dengan mematikan gen yang disebut  telomerase, sel kanker menjadi tidak stabil dan pada akhirnya sel-sel itu akan mati," kata Dr Lane baru-baru ini.

 
Tes juga menemukan obat Imetelstat  bisa menunda atau mencegah kambuhnya AML setelah menjalani metode kemoterapi.
 
Dr Lane dan koleganya dalam penelitian ini,  Dr Claudia Breudigam mempresentasikan temuan mereka dihadapan American Society of Haemotology di San Fransisco, yang baru-baru ini diterbitkan dalam sebuah jurnal.
 
Keduanya berharap uji coba obat ini pada manusia akan bisa dilakukan dalam kurun waktu  12-18 bulan dan akan melibatkan pasien AML dari Brisbane. "Kelompok pasien pertama yang hendak kami tolong adalah mereka yang merupakan pasien yang tidak bisa menjalani pengobatan kemoterapi," kata Dr. Lane.
 
"Dan itu termasuk didalamnya pasien AML berusia lanjut atau pasien yang sudah pernah mencoba pengobatan jenis lain dan ternyata AML-nya kambuh."
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement