Jumat 05 Dec 2014 17:58 WIB

Cina Sebut Barat Picu Timur Tengah Jadi 'Wilayah Ekstrem'

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kelompok bersenjata ISIS.
Foto: AP
Kelompok bersenjata ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Media cetak Cina People's Daily mengatakan negara-negara Barat yang memicu peristiwa ekstrim di Timur Tengah. Dilansir dari Reuters Cina menuduh Barat mendukung gerakan oposisi anti pemerintah.

Seharusnya mereka tidak mengintervensi kekacauan yang terjadi di wilayah Timur Tengah. Pemerintah Cina turut prihatin atas munculnya ISIS di negara Timur Tengah seperti Suriah dan Irak. Mereka mengkhawatirkan kelompok ekstrim ini akan mempengaruhi wilayahnya di Xinjiang.

Pemerintah Cina juga menyesalkan negara-negara Barat yang mempersenjatai kelompok lain untuk melawan Pemerintah Suriah. Seharusnya mereka bergabung dengan Amerika Serikat untuk menggunakan kekuatan militer melawan ISIS.

Partai Komunis Cina mengatakan langkah barat untuk mendukung gerakan anti pemerintah di Timur Tengah justru berdampak sebaliknya. "Fakta membuktikan dengan membiarkan kelompok militan melawan Pemerintah Suriah untuk berperang justru menyebabkan memperluas gerakan ISIS," ujar Jubir Partai Komunis Cina.

Ini merupakan masalah klasik. "Mereka membesarkan harimau di daerah bencana. Masuknya negara besar jangan sampai menambah kekacauan," kata Jubir Partai Komunis Cina.

People's Daily mengatakan Barat perlu memahami semua kelompok itu memusuhi AS. Masyarakat internasional tidak bisa hanya duduk dan menonton ketika ISIS semakin besar.

Diperlukan peran yang membangun dan sesuai dengan Piagam PBB. Melawan ISIS harus tetap menghormati kedaulatan negara, kemerdekaan dan integritas wilayah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement