REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW-- Presiden Vladimir Putin pada Jumat menyatakan dukungannya kepada nilai keluarga tradisional bukan berarti kaum gay dan lesbian akan dianiaya, meskipun ada yang mengatakan terjadi tindakan keras terhadap kaum homoseksual di Rusia.

Dalam pidatonya kenegaraannya pada Kamis, Putin menyatakan Rusia mengutamakan keluarga sehat dan nilai tradisional. "Keluarga tradisional, bangsa sehat adalah pilihan strategis kami," kata Putin menegaskan, saat berbicara dengan pegiat hak asasi di Kremlin pada Jumat.

Ia menambahkan hal itu seharusnya tidak dilihat seolah-olah kami bermaksud menganiaya orang berorientasi non-tradisional. "Seseorang tidak menghalangi yang lain," kata kantor berita Rusia mengutip keterangan Putin. "Saya percaya bahwa pendekatan seimbang itu betul-betul tepat".

Sejak kembali ke Kremlin untuk masa jabatan ketiga pada 2012, Putin mendorong agenda semakin konservatif, berusaha membuat Rusia antitesis Barat. Pada 2013, Rusia mensahkan undang-undang yang melarang mempromosikan atau menampilkan homoseksualitas di depan anak di bawah umur.

Pegiat hak asasi, pemerintah Barat dan bintang -termasuk Madonna- mengecam undang-undang itu sebagai tindakan keras terhadap kaum gay dan lesbian. Rusia juga memberlakukan undang-undang yang melarang pengangkatan anak oleh orangtua gay.

Putin berulang kali menepis tuduhan itu dan pada Jumat menyebut kecaman seperti itu adalah cap, yang dipaksakan pada Rusia oleh negara lain. "Masyarakat yang tidak bisa melindungi anak-anaknya tidak memiliki masa depan," tambahnya.

Rusia pada 1993 tidak menyatakan homoseksualitas sebagai kejahatan dan pada 1999 mencabut klasifikasinya sebagai penyakit jiwa. Tapi ketidak-sukaan akan kaum homo masih luas dan diterima secara umum di Rusia serta hampir tidak ada tokoh masyarakat mengaku gay.

Ikuti Whatsapp Channel Republika