Ahad 07 Dec 2014 09:07 WIB

Gerakan Anti-Islam Ditengarai Tabrak Sheikh-Hussein

Mobil SUV pembawa pesan anti-Islam di Missouri
Foto: kctv5
Mobil SUV pembawa pesan anti-Islam di Missouri

REPUBLIKA.CO.ID,MISSOURI—Kasus tabrakan di area pemukiman komunitas warga Somalia di Missouri ditengarai sebagai aksi yang sarat rasa anti-Muslim.

Dari hasil investigasi FBI, korban Abdisamad Sheikh-Hussein (15 tahun) yang meninggal akibat pendarahan hebat di kakinya, Kamis (4/12) lalu akibat ditabrak sebuah mobil SUV. Di kaca belakang mobil didapati kertas pesan bertuliskan, ‘Virus Alquran Lebih Buruk Daripada Ebola’.

Kepolisian Kansas City pun mengonfirmasi keberadaan pesan tersebut dari beberapa saksi dan si penabrak, Ahmed H. Aden (34 tahun). Dari dokumen pihak berwajib, Aden mengaku menabrakkan SUV dan keluar dari kendaraan dengan memegang sebilah pisau.

Para saksi kemudian mengikuti pergerakan Aden dan meringkusnya, kemudian menyerahkannya ke polisi. Aden juga mengaku kehilangan kontrol kemudi saat melihat Sheikh-Hussein yang tengah berjalan di depannya. Ia mengira korban seperti seseorang yang pernah mengancamnya.

“Mobil SUV serupa pernah dilihat beberapa pekan sebelumnya oleh para saksi. Ia melintas di sekitar pusat perbelanjaan dengan membawa pesan serupa,” ungkap juru bicara kepolisian Kansas City, Darin Snapp pada AP, Ahad (7/12).

Sementara FBI belum menyimpulkan secara tegas tentang aksi Aden sebagai bagian dari gerakan anti-Islam. Mereka masih akan meminta keterangan pemimpin komunitas Muslim setempat.

"Saya kira, SUV yang berkeliaran beberapa pekan sebelumnya akan ditegur polisi, tapi ternyata tidak,” cetus salah satu warga yang melihat kehadiran SUV itu, Mohamed Ahmed.

Bibi korban, Khadra Dirir mengingat Sheikh-Hussein sebagai pembelajar Alquran yang tekun. “Jika kamu bertanya tentang sebuah ayat Alquran, ia akan langsung menjawab di surat mana itu berada,” cetus Dirir.

Bahkan malam sebelum keponakannya tewas, Sheikh-Hussein mengundang sekelompok pengajian untuk berdoa bersama di rumahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement