Ahad 07 Dec 2014 16:02 WIB

Angin Topan Hagupit 'Baru' Akibatkan Longsor

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Ombak akibat Badai Hagupit menerjang tembok beton di sepanjang The Boulevard Seaport di Surigao City, Filipina, Sabtu (6/12).
Foto: Reuters
Ombak akibat Badai Hagupit menerjang tembok beton di sepanjang The Boulevard Seaport di Surigao City, Filipina, Sabtu (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DOLORES -- Angin Topan Hagupit menyebabkan longsor di kota Dolores, Filipina bagian timur, Ahad (7/12). Dikutip BBC, Badan layanan cuaca Filipina melaporkan badai telah mematikan listrik dan menumbangkan pohon-pohon di area tersebut.

Dilaporkan tidak ada korban jiwa imbas insiden. Pihak berwenang melaporkan kerusakan di Dolores. ''Ada banyak pohon tercabut, beberapa diantaranya berada di jalan utama,'' kata juru bicara kepolisian, Alex Robin pada AP.

Menurutnya, seluruh kota tampak gelap. Cahaya hanya berasal dari //flashlight//. Jurnalis BBC, Jonatha Head mengatakan evakuasi kali ini adalah yang terbesar dalam sejarah. Alex mengatakan orang-orang dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi.

Mereka tinggal sementara di gereja, sekolah dan stadium olahraga. Presiden Filipina Benigno Aquino memerintahkan ketua badan bencana untuk memasok makanan ke area terimbas.

Media lokal mengutip Aquino berkata tidak ada indikasi bahwa Hagupit akan lebih kuat dari Haiyan. Meski demikian, Sekretaris Kesejahteraan Sosial Corazon Solliman mengatakan pada AFP bahwa Hagupit memiliki diameter 600 km atau meliputi sekitar setengah dari populasi Filipina.

Topan bernama lokal 'Ruby' itu melewati desa lepas pantai dan kota Tacloban yang disapu topan Haiyan tahun lalu. Sekitar setengah juta orang dievakuasi dari jalur-jalur badai. Badai melemah namun kecepatan angin masih dikisaran 195 km per jam.

Philippine Airlines dan Cebu Pacific melaporkan telah membatalkan 150 penerbangan ke Filipina bagian tengah dan selatan pada Jumat hingga Sabtu. Ribuan penumpang pun terlantar. Layanan perjalanan air juga ditunda sementara.

Juru bicara kantor bencara Tacloban, Ilderando Bernadas mengatakan pada Reuters, 19 ribu penduduk desa lepas pantai telah ditempatkan di 26 pusat evakuasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement