REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan rasisme di Amerika Serikat kian buruk selama kepemimpinan Presiden Barack Obama.
Maduro mengaku dia terkejut dengan serangkaian kasus terbaru pembunuhan polisi terhadap warga kulit hitam.
"Itu sangat dramatis. Seolah-olah rasisme telah diperburuk di Amerika Serikat dengan kedatangan Obama sendiri," ujar pemimpin sosialis tersebut kepada jaringan televisi Telesur, yang dilansir dari Reuters, Ahad (7/12).
Maduro menggarisbawahi tewasnya Eric Garner akibat dicekik polisi. Dia menilai tindakan polisi tersebut sangat brutal.
Aksi protes terjadi di seluruh wilayah AS atas pembunuhan oleh polisi tersebut. Warga berpendapat polisi menggunakan kekuatan yang mematikan terhadap kaum minoritas.
"Secara personal, saya menghormati Obama. Tapi saya pikir dia menjadi sandera kekuatan yang sebenarnya di AS, dan dia memutuskan tidak memerangi itu. Dia kelelahan," kata Maduro.
Maduro menambahkan dia tengah mengevaluasi hubungan Venezuela dengan AS. Pemerintah AS mengkritik penahanan pemimpin oposisi Leopoldo Lopez sejak Februari dan dakwaan terhadap tokoh oposisi lain Maria Corina Machado yang dituduh merencanakan pembunuhan terhadap Maduro.
"Mereka berperilaku membahayakan. Campur tangan kedutaan AS mulai tidak bisa ditoleransi," ujar Maduro.