REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Mesir, Al Akhbar-Yawm, yang diterbitkan pekan lalu dan diterjemahkan oleh Middle East Media Research Institute (MEMRI), Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan dukungannya untuk mengambil kembali hak-hak rakyat Palestina dan menolak mengakui Israel sebagai negara Yahudi.
Abbas juga menegaskan bahwa saat ini terdapat enam juta "pengungsi Palestina" dan dirinya adalah salah satu dari bagian tersebut. Dalam wawancaranya, Abbas menegaskan bahwa ia tidak mengakui Israel sebagai negara Yahudi, karena bertentangan Hak Asasi Manusia serta merugikan orang Arab Israel.
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa bekerjasama dengan Israel sangat sulit. "Kami sedang melakukan hubungan timbal balik dengan orang-orang yang tidak percaya pada perdamaian. Kami meminta perdamaian dan mereka tidak ingin," ujarnya.
"Kata Netanyahu (Perdana Menteri Israel) kepada saya, "Saya ingin (Israel bertanggung jawab atas) keamanan di perbatasan Yordania selama 40 tahun. Saya berpura-pura telah salah dengar dan bertanya, " Berapa tahun ?!" Dia berkata: "40 tahun".
Saya mengucapkan selamat berpisah dan berkata, "Mari kita berjabat tangan (dalam perpisahan)," lanjut Abbas."Saya tidak ingin menghancurkan Israel dan tidak meminta kehancuran. Kami ingin hidup dengan itu dalam keamanan dan perdamaian, tetapi hanya setelah saya menerima hak saya dan Anda menerima hak Anda," sambungnya.