REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pembangunan mushala di daerah Kemps Creek, di Sydney Barat, Australia, akhirnya mendapat lampu hijau dari pemerintah. Namun, perjuangan pembangunan tempat ibadah itu sempat diwarnai bentrokan antara demonstran yang pro dan kontra.
Dalam rapat khusus yang diadakan Dewan Pemerintah Kota Penrith, Senin (8/12) malam, 10 suara menyatakan mendukung sementara empat lainnya menyatakan menolak rencana ini.
Sebelumnya, di luar ruang rapat, terjadi bentrok antara demonstran yang menentang dan yang mendukung rencana ini. Tampak kelompok yang menentang pembangunan mushala mengibar-ngibarkan bendera Israel.
Sementara kelompok yang mendukung membentangkan spanduk menunjukkan lambang NAZI yang disilang.
Rapat dewan pemerintah lokal itu sendiri berlangsung tegang, dan disaksikan sekitar 180 warga. Sesekali ada saja warga yang menyela dan mengganggu proses rapat tersebut.
Masing-masing tiga orang perwakilan kelompok yang mendukung dan yang menentang diberikan kesempatan berbicara dalam rapat yang dihadiri Walikota Penrith, Ross Fowler.
Saat kelompok pendukung berbicara, kelompok yang anti berteriak-teriak sangat gaduh. Walikota Fowler sampai harus memperingatkan mereka untuk diam.
Salah seorang anggota Dewan Pemerintah Kota dari Partai Liberal bernama Marcus Cornish menentang rencana ini. Menurut dia, pembangunan mushala akan meningkatkan kriminalitas di daerah mereka.
Ia begitu bersemangat bicara hingga mengabaikan Walikota Fowler yang memintanya untuk duduk kembali.
Sementara itu anggota dewan pemerintah kota dari Partai Hijau bernama Michelle Tormey mengaku diancam oleh para demonstran yang menolak pembangunan mushala.
"Ada seorang pria yang mengancam akan menikam saya di perut kalau mendukung pembangunan mushala ini," tegas Tormey. Namun ia mengaku ancaman itu tidak membuatnya surut untuk mendukung rencana pembangunan mushala.
Puluhan polisi diterjunkan ke lapangan saat demo berlangsung.
Para penentang mushala ini ada yang berasal dari kelompok yang menamakan diri Australian Protectionist Party yang membawa poster bergambar lambang NAZI, bertuliskan "Islam adalah kejahatan terhadap kemanusiaan".
Salah seorang anggota Australian Protectionist Party bernama Nick Folkes mengatakan kelompoknya datang ke lokasi untuk membela warga di daerah itu yang tidak menghendaki mushala ini dibangun.
Ia mengatakan, pemerintah setempat telah menyetujui rencana pembangunan dua masjid sebelumnya dan hal ini akan mengubah keadaan komunitas setempat.
"Islam adalah tantangan bagi cara hidup kami," kata Folkes. "Bukan hanya masjid, tapi idiologi politik yang ingin disebarkan ke kita."
Namun, kelompok pendukung dari warga setempat mengatakan bahwa orang Islam dan mushalanya bukan masalah bagi Penrith.
"Hentikan serangan rasis terhadap orang Islam dan warga non kulit putih," demikian antara lain dikatakan kelompok pendukung.
Mereka membentangkan poster yang bertuliskan, "rasisme tidak bisa diterima" dan "perangi Islamophobia".
Polisi menyatakan tidak ada yang ditangkap dalam aksi tersebut.