REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Suriah minta Dewan Keamanan PBB memberikan sanksi pada Israel pasca insiden serangan udara yang menghantam Damaskus, Senin (8/12). Dua serangan dari pesawat tempur yang diduga milik Israel menyasar bandara internasional Damaskus dan kota perbatasan dengan Lebanon, Dimas Ahad lalu.
Israel telah menyerang Suriah berulang kali sejak konflik selama tiga tahun. Pada umumnya mereka menghancurkan depot persenjataan seperti misil yang dituduhnya milik Hizbullah.
Pemerintah Suriah menyurati langsung Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Presiden DK PBB dari Chad, Mahamt Zene Cherif. Suriah mengatakan agresi yang dilakukan Israel tak akan menghentikan mereka memerangi terorisme di teritorial Suriah.
Surat tersebut menyatakan Republik Arab Suriah menyeru pada komunitas internasional dan DK PBB untuk bertanggungjawab dan mengutuk serangan brutal tersebut.
"Suriah menyeru penerapan sanksi tegas terhadap Israel dan mengambil semua tindakan yang diatur dalam Piagam PBB untuk mencegah Israel melakukan agresi semacam itu," kata surat, dikutip Reuters.
Rusia juga mengirimi Ban surat, mengutuk agresi Israel.
"Moskow mengutuk keras insiden yang berbahaya ini. Ini sangat membutuhkan penjelasan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataan dikutip Jerusallem Post (JP).
Menurut Rusia, sangat penting mencegah destabilitas lebih lanjut atas apa yang sudah terjadi di Suriah dan Timur Tengah. Juru bicara Sekjen PBB, Farhan Haq mengatakan pada JP Senin sore, mereka belum secara formal menerima surat, baik dari Suriah maupun Rusia.
Suriah juga menuduh Israel melakukan serangan udara untuk menutupi perpecahan internal dan menarik perhatian. Dikutip JP, Israel tetap menolak berkomentar baik menyangkal maupun mengonfirmasi serangan udara tersebut.
Menteri Intelegen Yuval Steinitz mengatakan bahwa Israel memiliki kebijakan mencegah persenjataan super canggih jatuh ke tangan teroris. Oposisi menuduh serangan tersebut telah disetujui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Steinitz sangat hati-hati mengomentari serangan di Damaskus.
"Pemerintah sangat melindungi Israel," kata Steinitz. Hal itu memungkinkan mereka melakukan aksi yang dikira diperlukan untuk menjaga keamanan nasional meskipun tanpa koneksi politik.
Ia terus menghindar berkomentar tentang pernyataan Netanyahu pada rapat Kabinet di hari serangan Suriah.
"Kami terus memantau Timur Tengah dan dengan mata telinga terbuka, banyak yang terjadi," kata Netanyahu saat itu.
Sementara, juru bicara Sekjen, Stephane Dujarric mengatakan pada reporter, Senin, bahwa UN Disengagement Observer Force (UNDOF) di Golan mengidentifikasi enam pesawat terbang di ketinggian wilayah Alpha (barat) pada Ahad 4.27 sore waktu setempat. Dua pesawat mundur dan terbang ke bagian timur laut di Bravo (timur).
Dujarric mengatakan setiap persimpangan dari garis pemisahan adalah pelanggaran perjanjian gencatan senjata. Namun menurutnya, PBB tidak dalam posisi menentukan siapa yang bertanggung jawab pada insiden.
Dujarric mengatakan mereka hanya bisa menerangkan fakta yang didapat dari UNDOF. "Yang jelas, Sekjen mengutuk pelanggaran senjata yang dilakukan pihak mana pun," kata dia.