Selasa 09 Dec 2014 23:01 WIB

PBB: 15 Juta Anak Terjebak Konflik

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Seorang anak membawa poster yang minta agar Anak-anak Gaza dilindungi dari serangan Israel.
Foto: AP
Seorang anak membawa poster yang minta agar Anak-anak Gaza dilindungi dari serangan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GENEWA -- Badan Anak-Anak PBB, UNICEF menyatakan 2014 sebagai tahun paling buruk untuk anak-anak, Senin (8/12). Sekitar 15 juta anak tercatat terjebak dalam konflik di negara seperti Republik Afrika Tengah, Irak, Sudan Selatan, Suriah, Ukraina dan wilayah Palestina.

Direktor Aksekutif UNICEF, Anthony Lake mengatakan tingginya jumlah krisis membuat anak-anak terlupakan dari pemberitaan global. Seperti peliputan anak di Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Pakistan, Somalia, Sudan, dan Yaman.

Secara global, UNICEF mengatakan sekitar 230 juta anak hidup di wilayah yang terimbas konflik. ''Mereka terbunuh ketika belajar di kelas, ketika tidur, menjadi yatim piatu, diculik, disiksa, diperkosa, dan dijadikan budak,'' kata Lake, dikutip DailyMail, Selasa (9/12).

Ancaman untuk anak juga meliputi kesehatan mereka, seperti pada kasus wabah Ebola di negara Afrika Barat. Dilaporkan lima juta anak disana ditinggalkan orang tuanya dan putus sekolah.

''Kekerasan dan trauma lebih menyakitkan untuk mereka,'' kata Lake. Di Republik Afrika Tengah, kekerasan sekretarian telah membuat seperlima populasi mengungsi. Sekitar 2,3 juta anak terkena dampaknya. 10 ribu anak dipercaya telah direkrut oleh kelompok-kelompok militan.

Selama 2013, 430 anak di sana terbunuh atau cacat. Dalam perang Gaza Juli-Agustus lalu, 538 anak tewas dan 3.370 anak terluka. Di Suriah, UNICEF mencatat lebih dari 7,3 juta anak terimbas perang sipil. 1,7 juta diantaranya melarikan diri ke negara tetangga.

Di negara tetangga, Irak diperkirakan 2,7 juta anak telah terkena dampak konflik. Setidaknya 700 anak diyakini telah dibantai atau terbunuh pada tahun ini. ''Di kedua negara, anak-anak telah menjadi korban, saksi dan bahkan pelaku kekerasan yang semakin brutal dan ekstrim,'' kata UNICEF.

750 ribu anak telah mengungsi dari Sudan Selatan dengan 320 ribu hidup sebagai pengungsi. PBB mengatakan lebih dari 600 anak-anak telah tewas dan lebih dari 200 anak menjadi cacat tahun ini. Sementara sekitar 12 ribu anak direkrut oleh kelompok-kelompok bersenjata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement